Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Spanyol sedang mempertimbangkan tindakan darurat untuk menahan penyebaran virus corona (Covid-19) setelah jumlah kasus melonjak hampir dua kali lipat dalam satu hari.
Dilansir Bloomberg, pihak berwenang menanggapi lonjakan kasus yang mengkhawatirkan, yang mencapai 999 pada Senin dari 589 kasus sehari sebelumnya, Minggu (8/3/2020), dengan wabah yang berfokus di Madrid dan pusat industri Basque.
Kementerian kesehatan melakukan pertemuan darurat dengan pemerintah daerah Madrid untuk mencoba dan memahami mengapa ada lonjakan kasus tiba-tiba.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan Perdana Menteri Pedro Sanchez akan menyajikan paket langkah-langkah pada pertemuan kabinet pada Selasa mendatang.
Di Madrid saja, jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat sebanyak 200 kasus dalam 24 jam terakhir, dengan korban meninggal mencapai 16 orang, naik dua kali lipat dari laporan pada Minggu.
"Kami ingin rencana menjadi efisien dan disesuaikan dengan besarnya masalah. Informasi yang ada menunjukkan bahwa di negara kita, krisis akan memiliki dampak negatif seperti halnya di mancanegara," ungkap PM Sanchez.
Keadaan di Spanyol belum separah Italia, tetapi belum ada yang memastikan apakah situasinya tidak akan bernasib sama. Meskipun jauh lebih bergairah daripada Italia, ekonomi Spanyol juga sangat bergantung pada kunjungan wisatawan asing.
Kota Vitoria di bagian utara telah memerintahkan penutupan semua sekolah selama 15 hari untuk mengendalikan infeksi. Italia pekan lalu menutup semua sekolah dan memberlakukan pembatasan perjalanan di utara negara. Selama akhir pekan, Spanyol telah mengkarantina hampir 17 juta orang di pusat industri.
Upaya-upaya tersebut mungkin menunjukkan bagaimana Spanyol akan mengatasi sendiri krisis kesehatan yang berkembang pesat. Penyebaran cepat virus yang berasal dari China tersebut, ditambah dengan perang harga minyak Arab Saudi, telah memicu hari yang dramatis di pasar keuangan.
Ekonomi Spanyol sangat rentan terhadap gangguan yang disebabkan oleh langkah-langkah untuk mengatasi virus. Menurut data World Travel & Tourism Council, pariwisata menyumbang 15 persen dari PDB dan menampung 2,8 juta tenaga kerja.