Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Corona di China Turun, di Luar China 9 Kali Lebih Tinggi

Ketika epidemi menyebar di berbagai benua lain, kasus-kasus baru di China sedang menurun.
Penumpang menggunakan antiseptik atau hand sanitizer di Halte Harmoni, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Penumpang menggunakan antiseptik atau hand sanitizer di Halte Harmoni, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa jumlah kasus virus corona baru, COVID-19, di luar China hampir sembilan kali lebih tinggi daripada di dalam negeri pada hari Minggu (1/3/2020).

Ketika epidemi menyebar di berbagai benua lain, kasus-kasus baru di China sedang menurun.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, bahwa hanya 206 kasus baru dari virus corona di China pada hari Minggu (1/3/2020), jumlah terendah dari kasus baru di negara itu sejak 22 Januari.

"Di luar China, jumlah total kasus sekarang memuncak 8.739 di 61 negara, termasuk 127 kematian," kata Tedros seperti dikutip laman CNBC, Senin (2/3/3030).

"Sekitar 81 persen kasus di luar China berasal dari empat negara. Epidemi di Korea, Italia, Iran, dan Jepang adalah kekhawatiran terbesar kami."

Dia juga mengatakan bahwa para pejabat WHO tiba di Iran pada hari Senin (2/3/3030) untuk memberikan pasokan dan dukungan. 

"Ini adalah virus unik, dengan fitur unik. Virus ini bukan influenza. Kami berada di wilayah yang belum dipetakan," ujarnya kembali menambahkan.

Dari 57 negara lain yang terkena dampak, 38 telah melaporkan 10 kasus atau kurang, kata Tedros. Sembilan belas negara telah melaporkan hanya satu kasus, dan beberapa negara telah mengandung virus dan belum melaporkan dalam dua minggu terakhir.

Tedros menerangkan pejabat kesehatan tidak akan ragu-ragu untuk menyatakan wabah pandemi jika itulah bukti yang disarankan. Pada Jumat (28/2/2020), dia mengatakan bahwa sebagian besar kasus COVID-19 masih dapat ditelusuri ke kontak yang diketahui atau kelompok kasus.

"Belum ada bukti bahwa virus tersebut menyebar bebas di masyarakat. Itulah salah satu alasan mengapa WHO belum menyatakan wabah pandemi," kata Tedros, Jumat (28/2/2020).

Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan para ilmuwan masih belum tahu persis bagaimana COVID-19 'berperilaku', dan tidak seperti influenza. 

"Kami tahu itu tidak menularkan dengan cara yang persis sama dengan influenza sebelumnya, dan itu memberi kita secercah, sedikit cahaya, bahwa virus ini dapat ditekan, didorong dan diatasi," tuturnya.

Para pejabat WHO, pada Jumat lalu, meningkatkan penilaian risiko virus corona dari "tinggi" menjadi "sangat tinggi" di tingkat global. 

"Dunia masih dapat menghindari yang terburuk, tapi peningkatan penilaian risiko berarti tingkat kekhawatiran WHO adalah yang tertinggi," kata Ryan saat itu.

Pada hari Rabu (26/2/2020), para pejabat WHO mengatakan jumlah kasus COVID-19 baru di luar China melebihi yang ada di dalam negeri untuk pertama kalinya.

Tedros mengatakan bahwa negara-negara harus bertindak dengan cepat dan secara agresif untuk menangani virus yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, itu.

Para pejabat WHO mengatakan bahwa penyakit pernapasan ini dapat menyebar melalui kontak antarmanusia, butiran-butiran yang dibawa melalui bersin dan batuk, serta kuman yang ditinggalkan pada benda mati.

Virus itu tampaknya sangat menyusahkan bagi orang lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasar, kata pejabat kesehatan.

Gejala dapat termasuk sakit tenggorokan, pilek, demam atau radang paru dan dapat berlanjut hingga kegagalan organ multipel atau kematian dalam beberapa kasus yang parah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper