Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memastikan insentif pawisata tidak akan meningkatkan potensi penyebaran virus corona.
Seperti diketahui pemerintah menggelontorkan Rp298 miliar untuk menarik wisatawan mancanegara. Di sisi lain, pemerintah juga berupaya memacu tingkat kunjungan wisatawan dalam negeri ke obyek wisata nasional.
“Tidak, itu berbeda insentif, itu kan kita berikan kepada wisatawan [macanegara] dari daerah-daerah yang sudah diperkirakan tidak menjadi episentrum dari virus corona [Covid-19],” katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Jokowi menjelaskan bahwa pemerintah berkeinginan kuat untuk menjaga Indonesia dari penyebaran virus corona. Namun pada sisi lain, pemerintah juga harus memastikan ekonomi tidak terganggu akibat wabah yang telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia tersebut.
Sementara itu dua orang warga negara Indonesia telah positif terinfeksi virus corona. Keduanya tertular dari warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia dan kini berada di Malaysia.
Dua orang tersebut merupakan ibu dan anak yang masing-masing berusi 64 tahun dan 31 tahun. Keduanya saat ini telah dirawat di ruang isolasi khusus Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta.
Baca Juga
Sebelumnya, secara total pemerintah menyiapkan Rp298 miliar untuk menarik wisatawan mancanegara. Pemerintah menilai insentif ini akan mendatangkan 736.000 wisatawan asing. Seluruh wisatawan tersebut akan menghasilkan devisa sekitar Rp13 triliun.
“Kurang lebih kami targetkan yang ASPA [average spending per arrival]di atas US$1.700 per kunjungan, sehingga punya dampak ekonomi yang besar buat indonesia,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio belum lama ini.
Wishnutama sempat menjabarkan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan US$2,8 miliar atau Rp38,2 triliun akibat wabah virus corona. Hal ini buntut dari penutupan penerbangan langsung dari dan ke China.
Sementara itu virus corona telah menginfeksi 89.070 orang di seluruh dunia. China menjadi pusat penyebaran dengan jumlah pasien 80.026 orang.
Sementara itu korban jiwa akibat virus telah mencapai 3.044 orang. Provinsi Hubei di China mencatat 2.803 korban di antaranya.