Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Virus Corona, Pameran Pariwisata Terbesar Dunia Dibatalkan

Ini pertama kalinya dalam sejarah ITB di-cancel hanya lima hari sebelum acara dilaksanakan.
Konferensi pres ITB Berlin 2020./ itb-berlin.com
Konferensi pres ITB Berlin 2020./ itb-berlin.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa pariwisata terbesar di dunia Internationale Tourismus Boerse (ITB) Berlin batal digelar karena kekhawatiran pada wabah virus corona. Semula acara direncanakan pada 4-5 Maret 2020.

Pembatalan pameran pariwisata ITB Berlin yang akan diikuti Indonesia disampaikan Ketua penyelenggara Messe Berlin, Christian Göke, dalam keterangannya Jumat waktu setempat.

Disebutkan bahwa acara digelar pihaknya akan menanggung beban tanggung jawab yang sangat penuh risiko bagi keamanan dan kesehatan para tamu, peserta pameran, dan seluruh karyawan.

“Dengan hati yang berat kita harus melihat pembatalan yang diperlukan atas ITB Berlin 2020,” ujar Christian Göke, dilansir Antara Sabtu (29/2/2020).

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Sekretariat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretariat Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu, kepada Antara London, mengatakan tim teknis yang akan membangun konstruksi paviliun Indonesia di ITB Berlin, bahkan sebagian di antaranya sudah berangkat ke Berlin.

“Ini pertama kalinya dalam sejarah ITB di-cancel hanya lima hari sebelum acara dilaksanakan,” ujar Agustini Rahayu yang pernah menjabat Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional IV (Eropa) Kementerian Pariwisata.

Saat ini sejumlah anggota timnya sedang dalam perjalanan menuju Berlin dan terpaksa akan segera diterbangkan kembali ke Tanah Air.

Indonesia yang sejak 1967 berpartisipasi dalam ajang bergengsi itu, pada 2013 pernah menjadi “partner country” bagi acara bursa pariwisata terbesar dunia itu.

Sementara Ketua penyelenggara Messe Berlin, Christian Göke, mengatakan pekan raya yang dijadwalkan semula akan dibuka Rabu (4/3), terpaksa dibatalkan karena kekhawatiran pada kemungkinan bagi Berlin untuk menampung sejumlah besar pengunjung di saat negara itu sedang mencatat lonjakan jumlah penduduk yang terinfeksi corona.

Semula 10.000 peserta pameran diharapkan berpartisipasi di ITB dari seluruh dunia di mana 22 orang di antaranya akan datang dari China dan 25 lainnya dari Hong Kong dan Taiwan.

Penyelenggara pameran itu juga awalnya diharapkan akan menjaring sekitar 160.000 pengunjung dimana panitia memang agak menurunkan perkiraan mereka selama beberapa hari terakhir.

Dalam beberapa hari sebelum pembatalan, venue Messe Berlin dan penyelenggara ITB masih menyatakan keyakinan mereka bahwa pameran akan berlangsung sesuai rencana.

Selama minggu ini, persyaratan untuk peserta pameran kemudian diperketat. Misalnya, tidak ada peserta yang harus dirawat di area risiko, atau yang menunjukkan gejala virus. Sementara itu, ITB di China, yang direncanakan untuk Mei, sudah dibatalkan oleh penyelenggara pekan lalu.

Dengan dikonfirmasinya kasus virus corona baru di ekonomi terbesar Eropa itu, lebih dari 1.000 orang dikarantina di negara bagian Jerman yang paling padat penduduknya.

Otoritas Distrik Heinsberg di Rhine-Westphalia Utara mengambil langkah menjaga sekitar 1.000 warganya di rumah mereka karena ada pasangan yang terinfeksi turut berpartisipasi dalam perayaan karnaval pada pertengahan Februari 2020.

Otoritas pusat Jerman kemudian menginstruksikan pemerintah daerah di 16 negara bagian untuk memperbarui rencana kesiapan mereka dalam menghadapi pandemi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper