Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gedung Putih: Agresivitas Trump Tekan Ekonomi AS

Langkah agresif Presiden Donald Trump tahun lalu memicu perlambatan ekonomi dan investasi Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump saat berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Donald Trump saat berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Gedung Putih mengakui bahwa langkah agresif Presiden Amerika Serikat Donald Trump tahun lalu memicu perlambatan ekonomi dan investasi.

“Ketidakpastian ini utamanya disebabkan oleh negosiasi dagang yang telah menekan investasi,” kata Kepala Ekonom Trump, Tomas Philipson seperti dilansir Bloomberg, Kamis (20/2/2020).

Pernyataan Philipson tersebut kontras dengan yang selama ini diutarakan Trump bahwa langkahnya menaikkan bea impor untuk China tidak melukai ekonomi AS, malah sebaliknya memacu pendapatan pajak negara ini.

Kendati demikian, ketidakpastian akibat perang dagang antara AS dan China jarang disebutkan dalam laporan ekonomi setebal 435 halaman ini. Laporan ekonomi ini menyebutkan pemerintah telah memacu pertumbuhan ekonomi yang ekspansif sehingga menguntungkan masyarakat AS.

Sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih detail sejauh mana perang dagang mempengaruhi ketidakpastian ekonomi di AS.

Philipson mengarisbawahi laporan the Fed yang memperkirakan perang dagang berpeluang memangkas pertumbuhan product domestic bruto hingga 1 persen, dan berdalih bahwa estimasi tersebut masih bisa dibantah. Ekonomi AS tercatat tumbuh 2,3 persen tahun lalu, setelah sempat tumbuh 2,9 persen pada 2018.

“Ketidakpastian seringkali diyakini sebagai penyebab perlambatan industri manufaktur. Namun, perlambatan manufaktur sebelumnya sudah diprediksi, yang perlambatannya sejalan dengan perdagangan,” jelasnya dalam laporan itu.

Philipson pun mengemukakan bahwa ketidakpastian bukanlah satu-satunya faktor di balik perlambatan ekonomi, tetapi juga tren perlambatan di sejumlah negara misalnya Eropa dan China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper