Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Produk Sanitasi di Malaysia Melonjak, Produsen Kewalahan

Lonjakan permintaan produk sanitasi melonjak seiring kekhawatiran atas mulai terdekteksinya wabah virus Corona di negeri itu.
Ilustrasi-Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020)./ANTARA-Umarul Faruq
Ilustrasi-Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020)./ANTARA-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan produk sanitasi melonjak di Malaysia seiring dengan mulai terdeteksinya wabah virus Corona atau Covid-19.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (20/2), produsen tisu dan produk pembersih kimia Malaysia, ENC Nationwide mencatatkan kenaikan permintaan tiga kali lipat yang awalnya 100 drum menjadi 300 drum.

“Kebanyakan mereka dari Kedah dan Kelantan. Mereka meminta 500 liter sanitiser dan ketika saya bilang tidak bisa, saya dimarahi karena dinilai tidak membantu mereka,” kata direktur pelaksana ENC Nationwide Yew Chiun Wing.

Perusahaan lainnya seperti MyMedic juga menghadapi masalah serupa. Mohd Farkhan Damri, Senior Executive MyMedic mengatakan bukan cuma etanol, perusahaan juga kekurangan suplai botol yang mayoritas diimpor dari China.

Menurut Farkhan saat normal pabrik dapat memroduksi 20.000 botol cairan pembersih tangan per bulannya. “Kami dapat banyak pertanyaan dari luar negeri, termasuk Asia Tenggara juga China dan Hongkong,” tuturnya.

Kondisi ini menyebabkan harga etanol ikut melonjak. Marketing Manager HanaMedic Sdn Bhd Nadia Azlin Adnan mengatakan harga sudah naik hingga 4 kali lipat. Kondisi ini diperburuk dengan ketersediaan pompa dalam produk cairan pembersih tangan juga kurang.

“Harga naik dalam 2-3 pekan. Dari RM4,50 per liter menjadi RM18,” ujarnya.

Produsen sarung tangan karet bahkan menghadapi kekurangan tenaga kerja akibat adanya peningkatan produksi untuk memenuhi suplai pasar internasional.

Industri pembersih tangan lokal setempat tidak sanggup memproduksi lebih banyak akibat kekurangan bahan baku etanol dan botol plastik serta aksesorisnya. Padahal kebanyakan material produksi diimpor dari China yang kini tengah dilanda virus Corona hingga 70.000 kasus dan jumlah kematian hingga 2.000 jiwa.

Malaysia telah mengkonfirmasi kasus COVID-19 sebanyak 22 orang, 15 di antaranya sudah pulang dari rumah sakit.

Respons Kenaikan Harga

Sebelumnya, pada 6 Februari 2020, the Star melaporkan masyarakat diminta melaporkan soal kenaikan harga yang tidak masuk akal untuk masker wajah dan pembersih tangan kepada Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Perlindungan Konsumen.

Ketua Komite Perdagangan dalam Negeri dan Perlindungan Konsumen Malaysia Dr. S. Ramakrishnan saat itu mengatakan tidak ada keluhan yang diterima tentang kenaikan harga masker wajah atau pembersih tangan.

Dia mengatakan permintaan mungkin telah menyebabkan situasi ini. Dia pun mendesak publik untuk memberi tahu pihak otoritas tentang kenaikan harga.

Ramakrishnan mengatakan banyak toko kehabisan barang-barang karena masyarakat takut akan ancaman virus Corona strain baru. Belakangan virus ini diberi nama resmi Covid-19.

"Masker wajah dan pembersih tangan bukan barang yang dikendalikan dan oleh karena itu kami tidak dapat menghentikan masyarakat untuk membeli dalam jumlah besar," ujarnya.

"Ini termasuk warga negara Singapura dan China yang dilaporkan melakukan pembelian besar-besaran barang-barang ini di sini," lanjutnya.

Ramakrishnan menyarankan masyarakat untuk tidak panik dan menahan diri untuk tidak memakai masker wajah dan pembersih tangan.

"Kami memahami bahwa banyak yang ingin melakukan tindakan pencegahan setelah berjangkitnya penyakit ini tetapi belilah apa yang dibutuhkan untuk penggunaan pribadi dan keluarga, jangan membeli dalam jumlah banyak untuk persediaan," katanya.

Ramakrishnan menambahkan bahwa negara juga menyambut manufaktur atau bisnis yang dapat memasok barang-barang ini.

Dilaporkan bahwa Johor telah kehabisan pasokan masker wajah dan pembersih tangan sejak awal Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper