Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HSBC Segera Rumahkan 35.000 Pekerja

Dari PHK tersebut, bank yang berbasis di London itu menargetkan pengurangan biaya operasional hingga US$4,5 miliar pada unit-unit yang berkinerja buruk di AS dan Eropa.
 Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay
Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay

Bisnis.com, JAKARTA - HSBC Holdings Plc. berencana merumahkan sekitar 35.000 karyawannya di beberapa benua tahun ini.

Chairman HSBC Holdings Plc Mark Tucker telah menyetujui biaya pemutusan hubungan kerja (PHK) paling dramatis dalam sejarah perbankan yang mencapai US$7,3 miliar.

Dari PHK tersebut, bank yang berbasis di London itu menargetkan pengurangan biaya operasional hingga US$4,5 miliar pada unit-unit yang berkinerja buruk di AS dan Eropa.

Di sisi lain, upaya tersebut diyakini akan mempercepat investasi di Asia, di mana bank menarik sebagian besar keuntungannya tetapi bergulat dengan risiko dari instabilitas politik Hong Kong dan wabah virus corona di China.

"Sebagian bisnis kami tidak memberikan pengembalian yang dapat diterima," kata Noel Quinn, otoritas sementara HSBC, dalam laporan laba tahunan, dilansir Bloomberg, Selasa (18/2/2020).

Quinn menambahkan jumlah staf bisa turun 15 persen dalam tiga tahun ke depan.

"Kami sedang mempertimbangkan pemangkasan mendekati 200.000 [karyawan dalam 3 tahun]," ujarnya.

PHK akan meluas ke bagian-bagian dari bisnis perbankan investasi Eropa dan AS HSBC, khususnya dalam unit pendapatan tetap.

Di AS, aset yang ditautkan dengan operasi perdagangannya akan meleset hampir setengah dari rencana baru. HSBC juga meningkatkan jaringan ritelnya hingga 30 persen.

Mengiringi kabar pemangkasan karyawan besar-besaran, saham HSBC jatuh lebih dari 5 persen dalam perdagangan London, terbesar dalam 3 tahun dan penurunan terbesar di antara bank-bank Eropa. HSBC juga menangguhkan pembelian kembali saham untuk 2020 dan 2021, ketika sebagian besar restrukturisasi akan terjadi.

"Strategi baru ini masuk akal, tetapi berada di sisi konservatif," kata Kepala Investasi Coutts & Co Alan Higgins.

Sejalan dengan PHK tersebut, HSBC akan meningkatkan unit investasinya di Asia dan Timur Tengah. Pada dasarnya, imbal hasil HSBC yang relatif buruk dipicu oleh eksposur bisnisnya yang banyak bergantung negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat di dunia, khususnya China.

"Kami bermaksud untuk keluar dari banyak pelanggan yang fokus di dalam negeri di Eropa dan AS di sisi perbankan global," kata Chief Financial Officer Ewen Stevenson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper