Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Diprotes Warga, Mahfud MD Jelaskan Pemilihan Natuna sebagai Lokasi Karantina WNI

Pemerintah mengevakuasi sedikitnya 242 WNI termasuk tim medis serta seorang WNA ke Kepulauan Natuna. Mereka sebelumnya dievakuasi dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China untuk menghindari virus corona.
Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona./Antara
Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menjelaskan perihal protes yang dilayangkan masyarakat Natuna terkait evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari China ke wilayah itu.

Pemerintah mengevakuasi sedikitnya 242 WNI termasuk tim medis serta seorang WNA ke Kepulauan Natuna. Mereka sebelumnya dievakuasi dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China untuk menghindari virus corona. Namun, dalam upaya evakuasi ke Natuna, warga kepulauan itu memprotes pilihan pemerintah untuk menempatkan para WNI ke wilayah itu selama masa observasi 14 hari.

Mahfud menyebut penyampaian informasi ke masyarakat Natuna mengalami keterlambatan lantaran perkembangan upaya evakuasi berlangsung begitu cepat. Saat mendapat lampu hijau, pemerintah langsung menjemput para WNI tersebut.

"Begitu cepat sehingga pemerintah begitu mendapat greenlight untuk memulangkan saudara-saudara kita WNI dari Wuhan RRT itu langsung bekerja cepat dan memutuskan mengambil tempat di Natuna," katanya di Kemenko Polhukam, Selasa (4/1/2020).

Pemilihan Natuna menurutnya karena kepulauan itu dianggap paling mudah, paling aman, dan dekat dengan instalasi militer sehingga segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat. Akan tetapi, langkah itu kemudian menimbulkan kesalahpahaman karena komunikasi pemerintah daerah dengan masyarakat terlambat.

"Dan itu supaya Anda maklumi karena bisa diikuti dari semua media massa bahwa perkembangan hanya berlangsung dari menit ke menit, sehingga kita melakukan tindakan cepat," terangnya.

 Menko Polhukam berjumpa dengan sejumlah tokoh masyarakat untuk menjelaskan lebih jauh terkait pemilihan Natuna sebagai lokasi evakuasi, Selasa (4/2/2020) pagi. Beberapa di antaranya seperti bupati, ketua DPRD, wakil bupati, dan tokoh masyarakat dari Ketua KPNPI, serta Ketua KNPI dari Natuna.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper