Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Pertamina dan BPDPKS Tambah Dana Riset Katalis

Presiden Joko Widodo meminta PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit meningkatkan penyaluran dana riset katalis. Hal tersebut diperlukan guna mendukung pembangunan industri katalis minyak nabati.
Presiden Joko Widodo dan jajarannya bersama Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri saat membuka Rakornas Integrasi Riset dan Inovasi Indonesia di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020)./Bisnis-Muhammad Khadafi
Presiden Joko Widodo dan jajarannya bersama Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri saat membuka Rakornas Integrasi Riset dan Inovasi Indonesia di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020)./Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, BANTEN - Presiden Joko Widodo meminta PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit meningkatkan penyaluran dana riset katalis. Hal tersebut diperlukan guna mendukung pembangunan industri katalis minyak nabati.

Jokowi menyebutkan bahwa saat ini Pertamina membutuhkan 50 katalis. Namun, hanya tiga katalis yang mampu diproduksi di dalam negeri.

“Padahal kita punya kemampuan produksi katalis itu. Nanti akan ditindaklanjuti dalam ratas [rapat terbatas] khusus,” kata Presiden dalam Rapat Koordinasi Nasional Integrasi Riset dan Inovasi Indonesia di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020).

Katalis minyak nabati merupakan zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu untuk mengubah limbah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati. Riset terkait hal tersebut telah dilakukan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung sejak 1982.

Saat ini Indonesia telah mencanangkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) B30. Bahan bakar yang tergolong biodiesel ini mengandung minyak kelapa sawit sebanyak 30 persen.

Jokowi menjelaskan penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar akan memberikan banyak manfaat. Pertama, hal tersebut akan menekan impor minyak. Kedua, menjaga harga komoditas sawit karena akan terserap oleh dalam negeri.

“Kemarin begitu B20 kita pakai, harga sawit naik. Begitu B30, harga sawit naik. Petani dapat untung dan ini baik untuk neraca transaksi berjalan dan defisis neraca perdagangan,” kata Jokowi.

Pada kesempatan yang sama Subagyo, tim katalis dari ITB, mengatakan bahwa sejauh ini sudah sangat terbantu dengan Pertamina. Perusahaan energi milik negara tersebut telah memberikan alat senilai Rp8 miliar untuk keperluan riset.

“Baru ini kami mendapat Rp46 miliar [dari BPDPKS],” kata Subagyo.

Subagyo berharap ke depan dapat mendapat dana bantuan riset lebih besar. Dia berkeinginan membangun pabrik katalis, agar resep yang dia miliki tidak lepas ke negara lain.

Menurut Jokowi dana riset dari Pertamina dan BPDKS tersebut masih terbilang kecil. Mengingat BPDPKS telah mengumpulkan iuran dana sawit hampir Rp35 triliun. Sementara itu Pertamina terakhir membukukan keuntungan lebih dari Rp20 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper