Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diketahui sering berada di luar negeri. Hal ini ternyata mengundang tanya dari publik terkait intensitas kedinasan tersebut.
Staf Khusus Menteri Pertahanan RI Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antara Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan perjalanan ke luar negeri Menhan guna membangun diplomasi dan industri pertahanan.
Dahnil menyebut salah satu diplomasi pertahanan yang dimaksud adalah kerja sama industri pertahanan. Di sisi lain diplomasi tersebut juga termasuk kerja sama pertahanan dengan negara lain.
"Industri pertahanan itu apa? Salah satunya pembelian senjata, termasuk kerja sama pertukaran taruna," kata Dahnil di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Terkait diplomasi pertahanan, pemerintah telah mengirim taruna asal Indonesia ke Jepang. Sementara itu, negara lain, kata Dahnil, juga mengirimkan para perwiranya ke Indonesia dalam rangka diplomasi pertahanan.
Sedangkan industri pertahanan berkaitan dengan senjata. Menurut Dahnil tidak terlalu banyak negara yang dapat memproduksi persenjataan sehingga Menhan perlu melihat langsung alutsista yang ditawarkan sebelum melapor kepada Presiden.
"Misalnya saya kasih contoh, membeli kapal selam hari ini. Itu baru selesainya empat tahun ke depan. Jadi, karena proses pembelian senjata itu panjang, butuh komunikasi dengan banyak pihak. Nah, itulah Pak Prabowo banyak kunjungan ke negara luar. Terutama ke negara-negara produsen senjata dan yang punya pertahanan kuat," sebut Dahnil.
Dahnil menyebut dalam enam bulan pertama menjabat sebagai Menhan, Prabowo fokus pada modernisasi alutsista. Apalagi salah satu tugas Menhan sebutnya adalah diplomasi pertahanan.
"Terkait alutsista, belanja alutsista bukan tentang mana yang paling modern, belanja juga terkait geopolitik dan geostrategis," ujar Dahnil.