Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan otoritas Filipina untuk mengupayakan pembebasan satu warga negara Indonesia, Muhammad Farhan, yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Kami minta upaya pembebasan dengan selamat dapat segera dilakukan. Menhan Filipina mengatakan akan bekerja sekeras mungkin untuk pembebasan tersebut," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (26/12/2019).
Retno menambahkan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hari ini dijadwalkan terbang ke Filipina untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana. Dalam pertemuan tersebut, salah satu hal yang akan dibahas adalah mengenai upaya pembebasan Muhammad Farhan.
"Sudah ada jadwal bertemu dengan Menhan Filipina. Tadi pagi, saya juga sudah komunikasi dengan Menhan Prabowo untuk menyampaikan beberapa hal, termasuk soal sandera ini," kata Retno.
Dia juga meminta doa kepada seluruh masyarakat Indonesia agar Muhammad Farhan dapat segera dibebaskan dengan selamat.
Untuk mencegah kejadian penyanderaan terjadi lagi, kata Retno, pemerintah Indonesia akan mengintensifkan lagi kerja sama trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk menjaga keamanan di perairan Sulu.
Sebelumnya, Maharudin Lunani (48) dan Samiun Maneu (27) yang juga disandera oleh kelompok Abu Sayyaf telah berhasil dibebaskan dalam operasi pembebasan yang dilakukan oleh badan intelijen Indonesia dengan militer Filipina pada 22 Desember lalu. Keduanya telah kembali ke Indonesia dan diserahterimakan kepada pihak keluarga pada Kamis (26/12).
Maharudin, Samiun, dan Farhan diculik oleh kelompok gerilyawan Filipina, Abu Sayyaf, saat melakukan aktivitas di Pantai Tambisan Lahad Datu, Sabah, pada September 2019. Ketiganya dibawa dan disandera di Kepulauan Sulu, Filipina. Mereka merupakan pekerja migran asal Baubau, Sulawesi Tenggara, yang bekerja di sebuah kapal ikan Malaysia.