Bisnis.com, JAKARTA – Untuk melestarikan nilai-nilai kesetiakawanan sosial, Kementerian Sosial menggelar kegiatan Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial dengan mengirim tim ekspedisi yang bertugas menyalurkan berbagai bantuan dengan melintasi berbagai daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel).
LBKS merupakan rangkaian kegiatan menjelang puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 yang jatuh setiap tanggal 20 Desember.
Tim ekspedisi LBKS menempuh enam etape secara estafet mulai 14-19 Desember dengan rute Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, dan berakhir di Kota Banjarmasin.
Memasuki etape kelima, rombongan LBKS bersama-sama menggunakan jukung menyusuri sungai dari Dermaga Lokbaintan, Kabupaten Banjar ke Titik Nol KM Kota Banjarmasin. Jukung adalah perahu tradisional terbuat dari kayu yang menjadi sarana transportasi sungai di Kalimantan Selatan. Selain itu, jukung juga digunakan pedagang untuk berjualan di Pasar Apung Banjarmasin.
"Dari total enam etape dalam LBKS 2019, hanya di etape ke-5 ini yang rutenya menyusur sungai. Lima etape lainnya menempuh jalur darat. Tentunya, hal ini sangat istimewa sekali dan paling unik karena kita akan menyusuri Sungai Martapura yang kerap digunakan untuk masyarakat berdagang di atas jukung," ujar Menteri Sosial, Juliari P. Batubara melalui Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat dalam siaran pers yang diterim Bisnis, Kamis (19/12/2019).
Dirjen mengatakan Pasar Apung yang ada di Provinsi Kalsel, khususnya Kabupaten Banjar telah berlangsung secara turun temurun dan menjadi salah satu destinasi wisata yang terkenal hingga ke mancanegara.
Tidak kurang dari 150 jukung ikut mengantarkan Bendera Pataka Hari Kesetiakawanan Sosial (HKSN) dari titik Kabupaten Banjar sampai Kota Banjarmasin. “Di situlah esensi kesetiakawanan sosial. Ada kebersamaan, ada perhatian, dan ada toleransi. Semua bergabung dengan penuh semangat," ujarnya.
Di setiap etape LBKS 2019, Kementerian Sosial didukung pemerintah daerah setempat memberikan sejumlah bantuan. Khusus untuk di etape ke-5 ini, bantuan yang diberikan berupa Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 166 unit, Kacamata 200 unit, _Walker_ 8 unit, 1.150 paket sembako, Bantuan Kearifan Lokal 3 paket, Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 13.252 KPM, Pemberian Sertifikat KPM Graduasi Sejahtera Mandiri, Alat Bantu Disabilitas 8 unit, Bantuan Logistik 1 paket, dan Motor Dapur Umum Lapangan 1 unit.
Selain itu, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan sosial dana hibah yang terdiri dari Perlengkapan sekolah keluarga kurang mampu sebanyak 350 paket, Sembako keluarga kurang mampu 1.050 paket, Bantuan perahu tradisional untuk para pedagang terapung 25 unit, RTLH 6 unit, Payung untuk para pedagang pasar terapung 200 unit.
Dalam kesempatan ini juga diberikan bantuan dari Mitra Kerja Kemensos berupa Pemberian hak-hak sipil (buku nikah dan akta lahir), Bantuan alat disabilitas, Bantuan kacamata baca untuk lansia, Perlengkapan sekolah 100 paket, Bantuan kepada 3 grup sanggar masing-masing mendapatkan Rp50 juta. "Total nilai bantuan yang diberikan di Banjar sekitar Rp13,4 miliar. Secara keseluruhan di Kalsel mencapai Rp43 Miliar," ujar Dirjen.