Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengawas Pasar Jepang Ajukan Denda US$22 Juta untuk Nissan

Carlos Ghosn, mantan chairman Nissan, ditangkap atas tuduhan pelanggaran keuangan, termasuk memalsukan angka gajinya menjadi lebih kecil (understating) sekitar 9,1 miliar yen atau US$84,71 juta selama hampir 1 dekade serta membebani kerugian finansial pribadi ke kas perusahaan.
Sebuah van membawa mantan Chairman Nissan Carlos Ghosn, Kamis (4/4/2019). /REUTERS
Sebuah van membawa mantan Chairman Nissan Carlos Ghosn, Kamis (4/4/2019). /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Penyiar publik NHK melaporkan bahwa pengawas pasar Jepang kemungkinan akan segera merekomendasikan denda sebesar 2,4 miliar yen atau US$22 juta atas laporan keuangan palsu Nissan Motor Co Ltd.

Carlos Ghosn, mantan chairman Nissan, ditangkap atas tuduhan pelanggaran keuangan, termasuk memalsukan angka gajinya menjadi lebih kecil (understating) sekitar 9,1 miliar yen atau US$84,71 juta selama hampir 1 dekade serta membebani kerugian finansial pribadi ke kas perusahaan.

"Juni lalu, Nissan diperkirakan akan dikenakan denda hingga 4 miliar yen dan potensi keringanan sekitar 2,4 miliar yen jika produsen mobil tersebut mengajukan laporan ke Securities and Exchange Surveillance Commission (SESC) sebelum penyelidikan formal dimulai," dikutip melalui Reuters, Senin (9/12/2019).

Denda akan mencakup periode 4 tahun hingga Maret 2018, menurut seorang sumber kepada Reuters.

Nissan dan SESC tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Terakhir kali Nissan menghadapi krisis eksistensial adalah 2 dekade lalu, ketika perusahaan berada di ambang kebangkrutan dan diselamatkan oleh Renault SA, yang mengambil alih saham mayoritas dan menempatkan Carlos Ghosn untuk mengubah bisnis perusahaan.

Ghosn kemudian menambahkan Mitsubishi Motors Corp ke pakta kerja sama tersebut, yang menjadi aliansi pembuat mobil terbesar di dunia di bawah kepemimpinannya.

Sekali lagi, Nissan perlu merapikan bisnisnya dalam waktu cepat.

Ghosn ditangkap setahun lalu atas tuduhan pelanggaran keuangan hingga merusak hubungan Nissan dengan Renault.

Keuntungan perusahaan berada di posisi terendah dalam 1 dekade, 12.500 pekerjaan akan dikorbankan dan perusahaan akan mengeluarkan berapa model baru untuk menyegarkan kembali jajaran produk yang menua.

"Memang tidak realistis untuk mengharapkan perbaikan yang drastis, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin," ujar analis Bloomberg Intelligence Tatsuo Yoshida.

Secara eksternal CEO Nissan yang baru, Makoto Uchida, perlu memperbaiki hubungan dengan Renault dan mengembalikan kepercayaan terhadap Nissan.

Dari segi internal, dia perlu mengatasi jurang pemisah yang terbuka antara karyawan dan manajemen.

MEMULIHKAN CITRA DI PASAR

Pada November, Nissan memangkas prospek laba operasionalnya dan menangguhkan dividennya, membebani Renault dengan kepemmilikan saham 43%.

Nissan perlu mengembalikan citra mereknya dan meluncurkan mobil-mobil baru yang menarik bagi pembeli.

Produksi kendaraan ringan global tahunan berada di jalur ekspansi kurang dari 1% menjadi 94,5 juta unit, menurut IHS Markit.

Uchida juga perlu memperhatikan para pemegang saham, yang telah melihat sahamnya jatuh 23% tahun ini, menyusul penurunan 22% pada 2018.

Nissan memiliki pengembalian ekuitas terendah di antara tujuh produsen mobil utama Jepang sebesar 3%, sedangkan Toyota Motor Corp memiliki yield tertinggi.

"Tugas utama bagi Uchida adalah memperbaiki hubungan dengan Renault, yang memburuk ke posisi terendah baru, seperti di era kepemimpinan pendahulunya, Hiroto Saikawa," seperti dikutip melalui Bloomberg.

CEO baru itu diketahui telah berkolaborasi dengan Renault untuk pengadaan bersama, menurut sumber yang familiar dengan masalah ini.

Uchida, yang bergabung dengan Nissan pada 2003 dari perusahaan logam dan mesin Nissho Iwai Corp, juga pernah bekerja untuk Renault Samsung di Korea Selatan.

Aliansi ini juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kolaborasi mereka.

Seorang sekretaris jenderal akan ditunjuk untuk mengawasi proyek-proyek dan koordinasi antara Renault, Nissan dan Mitsubishi Motors.

"Tugasnya adalah melapor kepada aliansi dan Chairman Renault Jean-Dominique Senard dan direktur dari para pembuat mobil yang tergabung dalam aliansi tersebut," seperti disampaikan aliansi tersebut dalam sebuah pernyataan Jumat (29/11/2019).

Menurut Koji Endo, seorang analis di SBI Securities Co., Nissan tidak memiliki banyak waktu untuk mengembalikan bisnis ke posisi semula, dengan keuntungan dan kepercayaan pasar yang goyah saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper