Bisnis.com, JAKARTA – Moody’s Investors Service menurunkan prospek (outlook) untuk bank-bank global, dengan merujuk pada pertumbuhan yang melambat, suku bunga rendah, dan kondisi operasi yang volatil.
Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pada Kamis (5/12/2019), perusahaan pemeringkat tersebut mengubah prospeknya untuk sektor ini menjadi negatif dari stabil.
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China terlihat mengakar, dengan konsekuensi negatif bagi bank-bank di kedua negara itu.
“[Konsekuensi negatif juga] di negara-negara lainnya yang berorientasi ekspor dan bagi bank-bank yang mendanai perdagangan,” tulis Moody’s.
Lebih lanjut menurut Moody's, risiko resesi yang meningkat di AS dan Eropa, bersama dengan melambatnya pertumbuhan di Asia Pasifik dan pasar negara berkembang, akan menyebabkan kualitas kredit yang memburuk dan biaya penyisihan kerugian kredit (loan-loss provisioning cost) yang lebih tinggi untuk bank-bank.
“Risiko politik juga akan menjadi sumber ketidakpastian yang signifikan,” tambahnya, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Baca Juga
Pandangan global yang lebih suram ini muncul setelah Moody’s memangkas prospek pemberi pinjaman Inggris menjadi negatif dari stabil pada awal pekan ini.
Langkah itu dilakukan mengacu pada sejumlah faktor seperti ketidakpastian yang berkepanjangan seputar Brexit (perpisahan Inggris dari Uni Eropa) dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi selama dua tahun ke depan.
"Lingkungan operasi untuk bank-bank Inggris memburuk, sehingga membebani kualitas aset dan profitabilitasnya," papar Moody’s dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (3/12/2019).
“Perkiraan kami adalah bahwa Inggris dan Uni Eropa pada akhirnya akan mencapai suatu perjanjian perdagangan bebas, tetapi semakin kecil kemungkinannya bahwa kesepakatan semacam itu secara substansial akan mengurangi dampak ekonomi negatif dari Brexit,” terangnya.