Pemerintah Uzbekistan Punya Kebijakan Unik Soal Kunjungan
Bagaimana strategi untuk mempromosikan pariwisata Indonesia?
Pariwisata merupakan salah satu bidang strategis yang terus dipromosikan oleh KBRI Tashkent selain perdagangan, mengingat peluang yang cukup baik. Walaupun bukan pasar tradisional dengan jumlah wisatawan besar ke Indonesia, kunjungan wisatawan Uzbekistan dan Kirgistan cenderung meningkat tiap tahunnya.
Tercatat jumlah wisman Uzbek ke Indonesia pada 2018 mencapai 3.661 orang, sedangkan wisman Kirgis mencapai 1.294 orang. Diharapkan pada 2019, jumlah wisman Uzbek mencapai 4.901 orang dan wisman Kirgis berjumlah 1.738 orang.
Untuk itu, KBRI Tashkent mempromosikan pariwisata dalam setiap acara promosi, baik pada kegiatan partisipasi maupun pada penyelenggaraan kegiatan mandiri. Kegiatan promosi juga melibatkan pihak Kementerian Pariwisata dan pihak swasta sebagai upaya terpadu untuk meningkatkan kesadaran [awareness] dan minat wisman.
Apa saja yang masih menjadi tantangan dalam hubungan bilateral ini?
Pemerintah Uzbekistan memiliki kebijakan bahwa setiap kunjungan delegasi atau tamu Indonesia yang akan bertemu dengan mitra Uzbekistan terlebih dahulu harus menyampaikan permohonan dan memperoleh persetujuan dari Kemlu setempat, yang permohonannya diajukan ke Kemlu minimal 30 hari sebelumnya.
Di samping itu, masih kurangnya tindak lanjut atas kesepakatan yang telah dibuat atau hal lain yang masih dalam proses negosiasi—berhenti maupun pending—menjadikan tantangan bagi KBRI untuk dapat membantu memfasilitasi atau menyelesaikan kerja sama kedua pihak.
Bagaimana pandangan masyarakat Uzbekistan terhadap citra Indonesia?
Positif. Masyarakat Uzbekistan memandang Indonesia sebagai negara besar, bersahabat, dan kaya akan destinasi wisata, seni, dan budaya. Dari setiap partisipasi dan penyelenggaraan kegiatan promosi mandiri, penampilan Indonesia selalu diminati masyarakat luas.
Pewawancara: Puput Ady Sukarno & Sri Mas Sari
BIODATA
Nama Lengkap: Sunaryo Kartadinata
Tempat, Tanggal Lahir: Ciamis, 21 Maret 1950
Riwayat Pendidikan:
- Sarjana IKIP Bandung, Bimbingan dan Konseling (1976)
- Master IKIP Bandung, Bimbingan dan Konseling (1983)
- Sandwich Program, University of New Yorl at Albany (1986)
- Doktor IKIP Bandung, Bimbingan dan Konseling (1988)
Riwayat Karier:
- Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana IKIP Bandung (1995—1996)
- Profesor/Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (1996—Saat ini)
- Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UPI (1996—2000)
- Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UPI (2000—2005)
- Rektor UPI (2005—2010)
- Dubes untuk Republik Uzbekistan dan Kirgistan (2019—Saat ini)