Bisnis.com, JAKARTA – Negara Laos berpeluang menjadi negara yang diuntungkan akibat adanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang membuat investasi di negara tersebut terkerek.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/11/2019), Deputi Gubernur Bank of the Laos Vathana Dalaloy menyatakan investasi asing langsung dari China telah meningkat sejak perang perdagangan dimulai.
Hal ini lantaran perusahaan-perusahaan dari China mau tak mau mencari lokasi manufaktur alternative untuk menghindari tarif AS.
“Kami mungkin mendapatkan lebih banyak daripada yang mungkin terhilang,” katanya. Dia menambahkan bahwa Laos tidak sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi dunia dalam hal ekspor.
Data Bank Dunia menunjukkan ekspor barang dan jasa menyumbang sekitar 34% dari produk domestik bruto Laos, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja. Ini menunjukkan negara tersebut relative terlindung dari perlambatan perdagangan global yang dipicu oleh ketegangan AS- China.
Bank of Laos memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 6,4%, lebih rendah dari prediksi awal sebesar 6,7% karena kerusakan akibat bencana banjir.
Proyek-proyek infrastruktur utama seperti kereta api Laos – China mendukung ekspansi ekonomi Laos, bersamaan dengan penjualan listrik ke Thailand dari proyek pembangkit listrik tenaga air.
Menurut data World Investment Report, China telah menjadi kontributor terbesar investasi langsung asing (FDI) di negara berpenduduk tujuh juta orang tersebut. Bank Dunia mencatat arus masuk investasi bersih rata-rata 7,5% dari PDB per tahun dalam lima tahun hingga 2018, naik dari 4,9% pada periode lima tahun sebelumnya.