Bisnis.com, JAKARTA — HSBC Holdings Plc. melipatgandakan proyeksinya untuk harga properti di Australia pada 2020. Adanya suku bunga rendah dan aturan pinjaman yang lebih longgar membuat pembeli kembali membanjiri pasar.
Kepala Ekonom HSBC di Australia dan Selandia Baru Paul Bloxham menyebutkan bahwa HSBC saat ini memperkirakan harga rumah di Australia bisa naik hingga 5 persen sampai dengan 9 persen pada 2020, naik dari perkiraan sebelumnya naik 0 persen sampai 4 persen.
Kota besar seperti Sydney dan Melbourne diperkirakan mencatatkan kenaikan harga rumah terbesar. HSBC memperkirakan di kedua wilayah tersebut akan ada kenaikan sekitar 8 persen—12 persen di Sydney dan 10 persen—14 persen di Melbourne.
“Pasar sudah mulai berbalik sejak 6 bulan lalu. Yang jadi pertanyaannya sekarang adalah sejauh mana harga akan turun lagi, melihat pertumbuhan ekonomi yang melambat secara keseluruhan,” katanya dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/11/2019).
The Reserve Bank of Australia telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak tiga kali sejak Juni lalu dengan tujuan meningkatkan investasi dan mempermudah pembukaan lapangan kerja. Namun, sejauh ini dampak yang dihasilkan justru malah membuat harga rumah makin tinggi.
Selain itu, bunga kredit rumah juga saat ini mencapai yang terendah. Pasar properti residensial mengalami rebound karena terdorong oleh regulasi yang lebih longgar untuk pengajuan pinjaman, pemilihan kembali pemerintah yang lebih ramah pada industri properti, dan penyusutan pasok.
Baca Juga
“Ceritanya sekarang sudah berubah. Kecepatan perubahan itu terlihat pada lonjakan permintaan dari pembeli, tanpa dibarengi dengan lonjakan pasok dari pengembang properti. Hasilnya, harga properti jadi naik tinggi sekali,” lanjut Bloxham.
Namun, dia memprediksi cepatnya kenaikan harga rumah harusnya bisa makin menarik penjual untuk masuk kembali ke pasar properti menyeimbangkan kembali laju kenaikan harga properti yang mulai terjadi.