Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor-Impor China Lebih Baik dari Perkiraan pada Oktober

Ekspor dan impor China mencatat penurunan di bawah perkiraan pada Oktober, di tengah meningkatnya optimisme tentang kesepakatan perdagangan sementara dengan Amerika Serikat (AS).
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China/REUTERS-Stringer
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China/REUTERS-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor dan impor China mencatat penurunan di bawah perkiraan pada Oktober, di tengah meningkatnya optimisme tentang kesepakatan perdagangan sementara dengan Amerika Serikat (AS).

Badan Bea Cukai China pada Jumat (8/11/2019) melaporkan bahwa ekspor Negeri Tirai Bambu turun 0,9 persen dalam dolar AS pada Oktober 2019 dari tahun sebelumnya.

Adapun impor pada Oktober turun 6,4 persen. Dengan demikian, surplus perdagangan tercatat US$42,81 miliar untuk bulan tersebut.

Meski menurun, angka ekspor dan impor pada Oktober lebih baik daripada prediksi para ekonom untuk penurunan sebesar 3,9 persen dan 7,8 persen masing-masing.

Perbaikan pada ekspor ini akan memberi sedikit kelegaan pada perusahaan, yang telah tertekan penurunan laba seiring dengan lesunya permintaan global dan domestik. Di sisi lain, permintaan impor masih lemah.

“Ada beberapa tanda stabilisasi untuk eksportir. Dan dengan kemungkinan pengurangan tarif, tahun depan mungkin akan terjadi pemulihan untuk ekspor,” ujar Gai Xinzhe, seorang analis senior di Sino-Ocean Capital, Beijing, seperti dilansir dari Bloomberg.

Menurut pejabat pemerintah AS dan China, masing-masing negara telah sepakat untuk mengurangi tarif terhadap barang-barang satu sama lain dalam kesepakatan perdagangan "fase satu" yang tengah diproses.

Kesepakatan itu memberikan tanda baru kemajuan meskipun sejumlah perbedaan  yang telah berlangsung selama berbulan-bulan belum mencapai titik temu.

Kementerian Perdagangan China, tanpa menetapkan jadwal, menyatakan kedua negara telah sepakat untuk membatalkan tarif yang pernah diberlakukan secara bertahap sebagaimana dikutip Reuters.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper