Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang: China Klaim Telah Sepakat dengan AS untuk Batalkan Tarif

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China diinformasikan telah sepakat untuk membatalkan tarif yang dikenakan selama berlangsungnya perang dagang antara kedua negara dalam lebih dari satu tahun terakhir.
Bendera AS dan China di booth American International Chamber of Commerce (AICC) pada pemeran perdagangan internasional di Beijing, China, 28 Mei 2019./Reuters-Jason Lee
Bendera AS dan China di booth American International Chamber of Commerce (AICC) pada pemeran perdagangan internasional di Beijing, China, 28 Mei 2019./Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China diinformasikan telah sepakat untuk membatalkan tarif yang dikenakan selama berlangsungnya perang dagang antara kedua negara dalam lebih dari setahun terakhir.

Kementerian Perdagangan China pada Kamis (7/11/2019) mengatakan kedua belah pihak, dalam 2 pekan terakhir, telah sepakat untuk membatalkan tarif melalui tahap-tahap berbeda.

“China dan Amerika Serikat secara bersamaan harus membatalkan beberapa tarif terhadap barang masing-masing pihak agar kedua belah pihak mencapai kesepakatan perdagangan ‘fase satu’,” terang Gao Feng, juru bicara Kementerian Perdagangan China.

“Pembatalan tarif tersebut merupakan syarat penting agar ada kesepakatan,” tambahnya.

Lebih lanjut dia memaparkan bahwa proporsi tarif yang dibatalkan haruslah sama, sementara banyaknya tarif yang harus dibatalkan dapat dinegosiasikan.

“Perang perdagangan dimulai dengan tarif, dan harus diakhiri dengan pembatalan tarif," tutur Gao kepada wartawan. Meski demikian, dia tidak menyampaikan ketentuan waktu terkait langkah tersebut.

Sebuah sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa tim negosiator China ingin agar pemerintah AS membatalkan tarif 15 persen untuk barang-barang senilai US$125 miliar asal China yang mulai berlaku pada 1 September.

China juga mengupayakan kelonggaran dari tarif 25 persen sebelumnya terhadap impor senilai sekitar US$250 miliar yang mencakup mesin, semikonduktor, dan furnitur.

Sumber terkait menuturkan bahwa pihak China mendesak pemerintah AS untuk "menghapus semua tarif sesegera mungkin".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper