Bisnis.com, BANDUNG--Badan Amil Zakat Nasional menargetkan pengumpulan zakat pada tahun ini sebesar Rp10 triliun atau tumbuh 21,9 persen dibandingkan Rp8,2 triliun pada tahun 2018.
Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengungkapkan pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai hingga akhir tahun ini karena rata-rata pertumbuhan per tahunnya mencapai 24 persen.
"Kendalanya sebenarnya masalah kesadaran umat Islam. Zakat itu di dalam Islam sangat penting, makanya di dalam Al-Quran diulang-ulang," ujar Bambang di sela-sela Konferensi World Zakat Forum 2019 di Bandung, Selasa (5/11/2019).
Sayangnya, banyak umat Islam yang belum menyadari pentingnya zakat. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan potensi zakat yang bisa dikelola di Indonesia sangat masif hingga mencapai Rp230 triliun.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan dari potensi yang sangat besar tersebut, baru 3,5 persen atau Rp8 triliun saja yang bisa dikelola.
"Itu artinya, masih sangat besar potensi zakat yang belum terkelola. Saya mendapat laporan bahwa dalam lima tahun terakhir pengumpulan zakat nasional kita tumbuh sekitar 24 persen," kata Ma'ruf dalam pembukaan World Zakat Forum 2019 di Bandung, Selasa (5/11/2019).
Meskipun telah bertumbuh cukup baik, Wapres menilai perlu dilakukan terobosan agar lebih baik lagi, karena masih sangat jauh dari potensi zakat yang ada.
Berbagai upaya harus dilakukan, misalnya meningkatkan kesadaran masyarakat wajib zakat (muzzaki) dengan cara-cara yang lebih baik.
Kemudian, penggunaan teknologi informasi berbasis digital dalam pengelolaan zakat, sehingga menumbuhkan kepercayaan yang semakin tinggi dari muzakki.
Selain itu, Wapres menuturkan pengumpulannya dapat menggunakan event-event tertentu yang cukup popular untuk menyampaikan pesan mengenai zakat.
"Saya melihat selama ini tata kelola pengumpulan, pengelolaan, dan penyaluran zakat yang dilakukan oleh badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat sudah cukup baik," ungkap Wapres.
Namun, dia menekankan ke depan upaya yang sudah dilakukan sekarang harus dipacu agar lebih baik lagi.
Menurutnya, tata kelola manajeman yang baik merupakan kunci utama dalam mendorong peningkatan upaya pengumpulan zakat.
Dia menambahkan perbaikan teta kelola ini bisa melalui penyempurnaan sistem manajemen, peningkatan kapasitas pengelola, serta sistem monitoring dan evaluasi yang baik.
"BAZ dan LAZ juga perlu terus melakukan inovasi dari sisi penyaluran zakat," kata Wapres.
Dengan demikian, zakat tidak sekadar diterima, melainkan mampu mendorong pemberdayaan masyarakat, peningkatan produktivitas dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.