Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Protes Tak Kunjung Reda, Prospek Bisnis Hong Kong Memburuk

Prospek bisnis Hong Kong terus menurun di tengah jeratan resesi yang dialami wilayah ini akibat perlambatan perdagangan global dan pergolakan sosial politik dalam negeri.
Demonstran anti-pemerintah merusak toko saat protes di Hong Kong pada 20 Oktober 2019./Reuters-Umit Bektas
Demonstran anti-pemerintah merusak toko saat protes di Hong Kong pada 20 Oktober 2019./Reuters-Umit Bektas

Bisnis.com, JAKARTA – Prospek bisnis Hong Kong terus menurun di tengah jeratan resesi yang dialami wilayah ini akibat perlambatan perdagangan global dan pergolakan sosial politik dalam negeri.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (5/11/2019), indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) yang dirilis oleh IHS Markit untuk ekonomi keseluruhan Hong Kong turun menjadi 39,3 pada Oktober 2019, hasil terburuk sejak krisis keuangan pada November 2008.

Untuk memperoleh data tersebut, IHS Markit menyurvei sekitar 400 perusahaan swasta. Adapun output tercatat turun menjadi 32,3, jauh di bawah level 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi.

Ekonomi Hong Kong sendiri dilaporkan berkontraksi tajam pada kuartal III/2019, di tengah aksi protes yang telah memukul kota ini selama berbulan-bulan dan tekanan perang dagang Amerika Serikat-China.

Aksi protes yang berlangsung selama 5 bulan terakhir telah menghancurkan sektor ritel dan pariwisata kota yang dikuasai China itu, dan hingga saat ini tidak terlihat tanda-tanda segera mereda.

Hong Kong pun jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya pada kuartal ketiga akibat aksi protes anti-pemerintah yang makin intens dan perang dagang AS-China yang berkepanjangan.

“Keresahan politik yang sedang berlangsung dan dampak dari ketegangan perdagangan membuat aktivitas bisnis jatuh dengan laju paling tajam sejak survei ini dimulai lebih dari 21 tahun yang lalu. Bukti anekdotal mengungkapkan bahwa sektor ritel dan pariwisata tetap sangat terpengaruh,” tulis Bernard Aw, ekonom utama di IHS, dalam rilisnya.

“Ketika pesanan baru terus turun tajam, dipimpin oleh rekor penurunan permintaan dari China daratan, perusahaan menjadi semakin pesimistis tentang prospeknya,” tambah Aw.

Pada akhir pekan kemarin, Menteri Keuangan Paul Chan mengatakan Hong Kong kemungkinan harus memangkas target pertumbuhan full year dari level saat ini 0-1 persen. Penjualan ritel turun untuk bulan kedelapan pada September, karena banyak turis menghindari aksi protes.

“Sebagai tanda pesimisme yang tumbuh, perusahaan-perusahaan mengurangi lebih lanjut aktivitas pembelian dan persediaan input pada Oktober,” papar IHS dalam laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper