Bisnis.com, JAKARTA - Penandatanganan kesepaatan perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) kemungkinan akan diundur ke tahun 2020, menurut draf pernyataan bersama para pemimpin Asia Tenggara.
RCEP yang beranggotakan 16 negara mencakup India hingga Selandia Baru merupakan peyumbang 30 persen dari PDB global dan setengah dari penduduk dunia.
Keberatan oleh India telah memupus harapan untuk menyelesaikan kesepakata pada pertemuan puncak Asosiasi Negara-negara Asia Tengara (Asean) akhir pekan ini di Bangkok. Pada kesempatan itu para anggota dari 10 negara blok Asean bergabung dengan para perdana menteri India dan China.
"Sebagian besar negosiasi soal akses pasar telah selesai dan beberapa masalah bilateral yang belum diselesaikan akan diselesaikan pada Februari 2020," menurut rancangan perjanjian itu seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (4/11/2019).
Negosiasi sempat terkendala selama selama beberapa tahun, tetapi pernyataan itu menyebutkan teks sebanyak 20 bab sekarang telah selesai dan tinggal menunggu resolusi satu anggota, yakni India.
Akan tetapi dikatakan bahwa semua anggota "berkomitmen untuk menandatangani RCEP" tahun depan di Vietnam, yang akan mengambil alih kursi kepemimpinan Asean.
Baca Juga
New Delhi khawatir sektor usaha kecinya akan terpukul oleh banjir barang-barang murah dari China.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengulangi keprihatinan negaranya selama pembicaraan dengan para pemimpin Asean kemarin.
Modi mengatakan masalah India yang belum terselesaikan termasuk "akses pasar yang berarti bagi semua pihak", menurut seorang diplomat yang menghadiri pertemuan itu.
Beijing melihat RCEP sebagai pilar utama dari strategi perdagangannya untuk kawasan Asia.