Bisnis.com, JAKARTA — Presiden As donald Trump akhirnya secara resmi mengumumkan kematian pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi akibat serangan pasukan khusus di suriah barat laut.
Trump menggambarkan kematiannya dalam keadaan “merintih dan menderita” dan hal itu memenuhi apa yang disebutnya sebagai tujuan keamanan nasional utamanya.
Baghdadi, yang telah memimpin kelompok jihad sejak 2010, bunuh diri dengan meledakkan rompi bunuh diri setelah melarikan diri ke terowongan buntu ketika pasukan AS mendekat, kata Trump dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.
Dia diidentifikasi secara positif melalui tes DNA 15 menit kemudian, kata presiden seperti dikutip Reuters, Senin (28/10).
“Dia adalah orang yang sakit dan bejat dan sekarang dia pergi,” kata Trump. Dia menambahkan bahwa menangkap atau membunuh Baghdadi telah menjadi prioritas keamanan nasional utama pemerintahannya.
Beberapa jam kemudian, milisi YPG Kurdi Suriah mengatakan bahwa juru bicara ISIS Abu al-Hassan al-Muhajir, yang digambarkan sebagai tangan kanan Baghdadi, juga telah tewas dalam serangan gabungan terpisah oleh pasukan Kurdi dan pasukan AS di Suriah utara.
Kematian Baghdadi merupakan pukulan berat bagi ISIS yang telah berantakan dan belum memiliki penggantinya sebagai pemimpin. Kelompok itu di masa lalu terbukti tangguh, terus meningkat atau mengilhami serangan di wilayah tersebut dan sekitarnya meskipun kehilangan sebagian besar wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir.