Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan bahwa kewaspadaan terhadap ancaman ISIS tidak boleh diturunkan, meski pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi telah dinyatakan tewas.
"Kita tetap tidak boleh underestimate. Kita memperhatikan apa yang akan terjadi setelah itu," kata Suhardi ditemui di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (28/10/2019).
"Kita harus hati-hati karena itu akan berdampak. Sekarang ini semua masalah sifatnya global kejadian di Timur Tengah berdampak ke dalam negeri, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia," lanjutnya.
Dia menuturkan pihaknya masih akan memantau perkembangan situasi di Timur Tengah setelah adanya pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai kematian Baghdadi pada Minggu (27/10).
BNPT juga akan terus bekerjasama dengan kementerian terkait, termasuk perwakilan Indonesia di luar negeri, seperti di perbatasan Suriah dan di Irak.
"Kami akan kerja sama, termasuk kami akan kirim tim ke sana untuk menilai situasi terakhir," kata Suhardi.
Sementara itu, hari ini, BNPT menandatangi nota kesepemahaman (MoU) dengan Kementerian Dalam Negeri Maroko mengenai kerja sama counter terorism. Melalui MoU tersebut, Indonesia dan Maroko akan menjalin kerja sama, khususnya mengenai inteligent sharing, program-program pencegahan dan penindakan radikalisme dan terorisme.
Suhardi berujar Indonesia dan Maroko akan saling bertukar langkah-langkah yang telah dilakukan untuk pencegahan dan penindakan terorisme dan radikalisme.
"Di sana cukup banyak masalah-masalah yang dialami kaitan radikalisme dan terorisme. Mereka punya lebih dari 700-an FTF (Foreign Terrorist Fighters/teroris asing) di Suriah sana. Kalau kita cuma 500-an lebih. Mereka akan sharing dengan kita dan kita kerja samakan, termasuk inteligent sharing," katanya.