Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Jokowi Pilih 18 Menteri dari Partai Politik

Presiden Joko Widodo menyampaikan alasan mengenai mengapa ia memilih sejumlah menteri yang berasal dari partai politik (parpol) dalam Kabinet Indonesia Maju.
Para menteri Kabinet Indonesia Maju menyampaikan sumpah jabatan ketika dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Para menteri Kabinet Indonesia Maju menyampaikan sumpah jabatan ketika dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan alasan mengenai mengapa ia memilih sejumlah menteri yang berasal dari partai politik (parpol) dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Dari pengalaman lima tahun kemarin, baik ketua maupun yang bukan ketua partai, saya melihat yang paling penting adalah bisa membagi waktu dan ternyata juga tidak ada masalah," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/10/2019) siang.

Presiden menyampaikan hal tersebut seusai melantik 34 orang menteri dan 4 orang pejabat setingkat menteri di Istana Negara.

Kabinet Indonesia Maju terdiri dari 34 menteri. Dari jumlah tersebut, 18 kursi di antaranya diisi sosok dari kalangan profesional bukan dari partai politik, sedangkan 16 kursi diisi oleh sosok berlatar belakang parpol, bahkan 3 di antaranya adalah ketua umum parpol.

Ketiga ketua umum parpol tersebut adalah Ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketua umum PPP Suharso Manoarfa dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Dari pengalaman itu lah kita memutuskan bahwa baik ketua partai maupun yang ada di struktur partai bisa merangkap," ungkap Presiden.

Pertimbangan tersebut termasuk bagi ketua parpol non-koalisi dalam kampanye lalu.

"Ya tentu saja termasuk," jawab Presiden saat ditanya mengenai masuknya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi kompetitor Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo pernah menyebutkan porsi untuk menteri dari kalangan profesional adalah sebanyak 55 persen dan dari parpol sebanyak 45 persen. Ternyata menteri dari kalangan profesional 53 persen dan menteri dari parpol sebanyak 47 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Akhirul Anwar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper