Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh angkat bicara ihwal pihak oposisi yang mendekat ke koalisi pemerintah. Menurutnya hampir semua partai oposisi mendekati kubu Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Saya pikir hampir semua ya. Saya dengar, tapi belum pasti. Tapi ya beginilah, bagaimanapun kita harus menjaga sistem checks and balanceS," kata Paloh di Gedung MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Paloh menyatakan bahwa bila semua oposisi merapat ke pemerintahan hal itu justru mematikan demokrasi. Jika tidak ada oposisi, maka Indonesia sudah bukan lagi negara demokrasi.
"Kalau tidak ada lagi yang beroposisi, demokrasi berarti sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi otoriter atau monarki ya kalau gak ada oposisi," katanya.
Selain itu, saat ini, koalisi partai pendukung Jokowi sendiri saat ini terbilang cukup gemuk. Hal itu, kata Paloh sudah diperhitungkan. Menurutnya terdapat plus dan minus dari jumlah partai koalisi yang gemuk.
"Otoritas ada di tangan presiden. Kan sistem kita presidensial. Tapi saya berharap semuanya mempunyai pendekatan dua aspek. Pertama, objektivitas dan rasional. Kedua, ada hati dan empati," kata Paloh.
Adapun, sejumlah partai oposisi diisukan merapat ke kubu Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya adalah partai Gerindra. Sejak 2014, diketahui Gerindra lekat dengan cap partai oposisi.
Namun, saat ini sejumlah tokoh partai berlambang Garuda itu diisukan menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Mereka a.l. Edhy Prabowo, Fadli Zon, Sandiaga Uno, hingga Rahayu Saraswati.