Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga donor dari pemerintah Indonesia atau Indonesian Aid (Indo Aid) resmi diluncurkan menjelang berakhirnya kabinet kerja periode 2014-2019.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan bahwa dengan peluncuran secara resmi ini maka program kerja sama pembangunan untuk negara-negara di dunia ketiga akan lebih terprogram.
"Pembentukan Indo Aid sesuatu yang penting saat ini. Sudah cukup kita ini [Indonesia] punya prinsip minta bantuan. Kita mulai diplomasi tangan di atas [melalui Indo Aid]," kata Jusuf Kalla ketika meresmikan Indo Aid di Kementerian Luar Negeri Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Menurutnya, pembentukan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai anggota G20 yang memiliki skala ekonomi terbesar di dunia.
"Karena negara seperti kita ini kemajuan ekonominya sudah baik sehingga menjadi anggota G20. [Untuk itu] tentulah penting untuk saling membantu negara lain," katanya.
Jusuf Kalla menyebutkan dengan keberadaan Indo Aid ini maka diplomasi Indonesia juga akan lebih terbuka. Para diplomat di Kementerian Luar Negeri dapat menawarkan bantuan program dan pengembangan kapasitas bagi negara-negara di dunia.
Baca Juga
Lebih lanjut Ketua Palang Merah Indonesia itu menyebutkan bahwa melalui dana Indo Aid, Indonesia telah aktif memberikan bantuan ke sejumlah negara. Pada sidang umum PBB 2019 beberapa waktu lalu, Indonesia meresmikan pemberian bantuan untuk 4 negara di dunia.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan dana yang disiapkan oleh pihaknya serupa dana abadi pendidikan. Jika lembaga pengelola tidak membelanjakan pada tahun anggaran, maka akan diakumulasi pada tahun berikutnya.
"Pada 2018 dianggarkan Rp1 triliun, tahun ini Rp2 triliun, untuk 2020 saya periksa dulu," katanya.