Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Tarif AS-Uni Eropa Bawa Dunia ke Jurang Resesi

Kepala badan PBB yang bertanggung jawab mempromosikan perdagangan lintas negara maju memperingatkan bahwa perang tarif antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) akan menyeret ekonomi global ke arah resesi.
Uni Eropa/wikipedia
Uni Eropa/wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala badan PBB yang bertanggung jawab mempromosikan perdagangan lintas negara maju memperingatkan bahwa perang tarif antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) akan menyeret ekonomi global ke arah resesi.

"Perang dagang itu berarti langsung menuju resesi," kata Arancha Gonzalez, Direktur Eksekutif International Trade Center (ITC) dalam sebuah wawancara seperti dikutip CNBC.com, Kamis (17/10/2019). Sebelumnya, dia melakukan pertemuan dengan pejabat Komisi Eropa di Brussels.

“Semua ini menunjuk ke satu arah. Jika kita terus menggali lubang yang sama, kita akan melihat resesi besar,” katanya. 

Tarif impor yang diberlakukan AS atas produk-produk Eropa ke AS senilai US$7,5 miliar dijadwalkan mulai berlaku Jumat besok (18/10/2019) setelah para arbiter Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memberi wewenang kepada AS untuk mengambil tindakan balasan terhadap UE.

Pembalasan itu dilakukan karena Uni Eropa memberi subsidi pemerintah yang dinilai ilegal terhadap pabrikan Airbus sejak berpuluh-puluh tahun.

Komisi Eropa, yang mengawasi kebijakan perdagangan untuk Uni Eropa, telah berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin memasuki negosiasi dengan Amerika Serikat untuk menyelesaikan perselisihan tanpa menggunakan tarif.

UE telah menerbitkan daftar produk Amerika Serikat untuk dikenakan tarif senilai US$20 miliar. Awal bulan ini, Komisaris Perdagangan UE yang baru yang ditunjuk Phil Hogan mengatakan kepada anggota parlemen Eropa blok perdagangan tersebut harus siap untuk "membela diri sendiri."

Setelah WTO mengadopsi putusan arbiter tentang Airbus pada Senin lalu, duta besar AS untuk WTO, Dennis Shea mengatakan bahwa pengenaan tarif tidak menyelesaikan masalah dalam perdagangan internasional.

"Apa yang masuk akal adalah semua orang yang memproduksi pesawat harus mencari tahu bagaimana mereka memperkuat aturan anti-subsidi dan bagaimana mereka memastikan persaingan yang lebih adil di sektor pesawat mengingat mereka semua curang pada saat ini," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper