Bisnis.com, JAKARTA - Ruang dialog dinilai perlu dibuka lebar-lebar untuk menciptakan kondisi Indonesia yang lebih baik.
Menyikapi situasi terakhir, Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko melakukan pertemuan dengan 13 tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan. Selain menyikapi terjadinya sejumlah unjuk rasa di berbagai kota di Indonesia, pertemuan juga membahas persoalan kebangsaan yang sedang terjadi.
Dalam dialog yang berlangsung hampir tiga jam, Moeldoko menyebutkan bahwa pemerintah berupaya mendengar dan mencari masukan dari para tokoh yang hadir.
Dalam pertemuan yang dilakukan di kediaman Moeldoko, Selasa (24/9), sejumlah tokoh menyampaikan pendapatnya atas munculnya perbedaan pendapat di masyarakat saat ini. Moeldoko memastikan bahwa pemerintah dalam hal ini presiden memberi perhatian pada aspirasi masyarakat.
“Presiden tidak pernah mengabaikan suara publik,” kata Moeldoko dikutip dari keterangan resmi diterima Rabu (25/9/2019).
Dalam kesempatan itu Machfud MD menyampaikan akan lebih bijak jika pemerintah dan mahasiswa menempuh jalur hukum daripada aksi jalanan.
Alissa Wahid yang juga hadir dalam pertemuan itu menambahkan, ”Mereka yang berunjukrasa sebagian adalah pendukung Jokowi. Presiden harus lebih peka terhadap kritik yang disampaikan.”
Menanggapi aksi unjukrasa mahasiswa, para tokoh sepakat agar pemerintah lebih persuasif dengan membuka ruang dialog. Unjukrasa di lapangan terjadi akibat mampetnya ruang bagi mahasiswa menyampaikan pendapat secara langsung. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa kampus menjadi tempat ideal untuk berdialog langsung dengan melibatkan pemerintah.
Adapun para tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah :
- Mahfud MD
- Franz Magnis Suseno
- Sarwono Kusumaatmadja
- Helmy Faishal
- Ahmad Suaedy
- Alissa Wahid
- A. Budi Kuncoro
- Syafi Ali
- KH Malik Madany
- Romo Benny Susetyo
- Rikad Bagun
- Al Hilal Hamdi
- Siti Ruhaini