Bisnis.com, JAKARTA -- Harapan akan terwujudnya kesepakatan dagang antara AS dengan China kembali runtuh setelah pejabat China membatalkan rencana perjalanan ke pertanian di sejumlah daerah di Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, sejumlah pejabat China yang berada di AS untuk menghadiri pembicaraan perjanjian dagang dijadwalkan melakukan kunjungan lanjutan ke beberapa pertanian di Montana dan Nebraska pada pekan depan. Hal ini merupakan upaya menunjukkan itikad baik kepada Washington.
Namun, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2019), agenda tersebut batal dan para pejabat tersebut kembali ke China lebih cepat dari jadwal semula.
Belum diketahui alasan di balik pembatalan tersebut. Baik Kedutaan Besar (Kedubes) China maupun Departemen Pertanian AS belum memberikan pernyataan.
AS dikabarkan memang meminta China untuk meningkatkan pembelian kedelai serta komoditas pertanian lain dari pertanian-pertanian AS.
Terkait negosiasi dagang, Kementerian Perdagangan (Kemendag) China mengklaim pembicaraan yang berlangsung selama dua hari itu konstruktif dan ada pembahasaan yang cukup detail mengenai pembicaraan lanjutan pada Oktober 2019.
"Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan komunikasi dalam isu-isu yang relevan," papar Kemendag China.
Kantor Perwakilan Dagang AS juga menyampaikan hal serupa.
Di sisi lain, AS telah mencabut tarif impor atas 437 produk China sebagai respons atas permintaan dari perusahaan-perusahaan AS, semalam. Permintaan itu didasari klaim bahwa tarif impor atas produk-produk tersebut akan berujung pada masalah ekonomi di AS.
Ratusan produk yang mendapat pengecualian di antaranya circuit board untuk prosesor komputer, tali untuk anjing, panel lantai dari kayu laminasi, dan lampu miniatur untuk Natal.
Harapan Tercapainya Kesepakatan Dagang AS-China Kembali Menjauh
Para pejabat China membatalkan agenda lanjutan di AS usai melakukan pembicaraan dagang dengan perwakilan Negeri Paman Sam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
51 menit yang lalu