Bisnis.com, JAKARTA - Gempa yang terjadi di wilayah Tuban, Jatim, dirasakan di sejumlah wilayah dengan kekuatan yang beragam.
"Gempa Magnitudo 6.0, pada 19 September 2019 pukul 14:31:58 WIB itu berlokasi di koordinat 6.43 LS,111.82 BT atau 56 km Barat Laut Tuban, Jawa Timur.
Meski pusat gempa terjadi pada kedalaman 648 Km, goyangan gempa dirasakan di sejumlah daerah.
Adapun daerah yang merasakan goyangan gempa adalah Madura, Malang, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima dengan kekuatan III MMI. Demikian keterangan tertulis pihak BMKG yang sedang menyiapkan analis gempa.
Gempa dirasakan di Cilacap, Purworejo, Yogyakarta, Lumajang, Tuban, Trenggalek, Surabaya dengan skala II hingga III MMI. Gempa juga dirasakan di Bandung dengan dua kekuatan II MMI.
Seperti diberitakan sebelumnya gempa dengan kekuatan 6,0 M terjadi di wilayah Tuban, Jawa Timur. Sementara di Mataram, Nusa Tenggara Barat, warga berhamburan dari gedung setelah merasakan gempa yang cukup kuat.
BMKG menyebutkan gempa di wilayah Tuban terjadi pada pukul 14:31:58 WIB.
Lokasi gempa berada pada koordinat 6.40 Lintang Selatan dan 111.82 Bujur Timur dan berada pada 56 km Barat LautTuban, Jawa Timur.
Gempa yang terjadi pada kedalaman 648 Km tersebut tidak berpotensi tsunami
#Gempa Mag:6.0, 19-Sep-19 14:31:58 WIB, Lok:6.43 LS,111.82 BT (56 km BaratLaut TUBAN-JATIM), Kedalaman:648 Km, tidak berpotensi tsunami #BMKG
— BMKG (@infoBMKG) September 19, 2019
Sebelumnya, BMKG merilis gempa dengan kekuatan 5,6 M terjadi di posisi 6.40 LS dan 111.84 BT pada posisi 58 Km Barat Laut Tuban dengan kedalaman 656 Km.
#Gempa Mag:5.6, 19-Sep-19 14:06:31 WIB, Lok:6.40 LS,111.84 BT (58 km BaratLaut TUBAN-JATIM), Kedlmn:656 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG pic.twitter.com/BxgG5T5Fbo
— BMKG (@infoBMKG) September 19, 2019
Warga Kota Mataram Panik Berhamburan
Antara melaporkan sejumlah warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/9/2019) sore merasakan guncangan gempa bumi.
Mereka berhamburan ke luar dari bangunan atau gedung. Berdasar pantauan Antara, sejumlah pegawai di Jalan Langko, Kota Mataram, berhamburan
ke luar perkantoran saat merasakan guncangan gempa tersebut.
"Gempa lumayan terasa, tadi saya tengah di depan komputer," kata Sari, salah seorang pegawai salah satu instansi di Jalan Langko.
Merasakan guncangan itu, dirinya bersama rekan-rekan langsung ke luar bangunan. "Ketimbang ada apa-apa mendingan saya ke luar bangunan," kata Sari.
Hani Handayani, warga Karang Bedil, Kota Mataram, menyebutkan gempa lumayan terasa guncangannya.
"Kejadian gempanya sekitar pukul 15.00 Wita," katanya.
Skala MMI
Terkait satuan kekuatan gempa bumi, BMKG menyebutkan kekuatan gempa Tuban dirasakan di sejumlah daerah dengan satuan MMI (Modified Mercalli Intensity). Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan seorang vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada 1902.
Skala Mercalli terbagi atas 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Skala Mercalli dimodifikasi pada 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann.
Adapun penjelasan soal 12 satuan skala MMI adalah sebagai berikut:
I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang
III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu
IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi
V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti
VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan
VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan
VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh
IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus
X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam
XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali
XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara