Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Bakal Ungkap Bukti Keterlibatan Iran dalam Serangan Minyak Aramco

Pemerintah Arab Saudi dilaporkan siap menunjukkan bukti keterlibatan Iran dalam serangan dahsyat terhadap fasilitas minyak Saudi yang terjadi akhir pekan kemarin.
Asap terlihat di fasilitas pabrik minyak Aramco di kota timur Abqaiq, Arab Saudi, yang diserang pada 14 September 2019./Reuters
Asap terlihat di fasilitas pabrik minyak Aramco di kota timur Abqaiq, Arab Saudi, yang diserang pada 14 September 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Arab Saudi dilaporkan siap menunjukkan bukti keterlibatan Iran dalam serangan dahsyat terhadap fasilitas minyak Saudi yang terjadi akhir pekan kemarin.

Mengutip informasi seorang juru bicara kementerian pertahanan, yang dilansir Bloomberg, kantor berita Saudi mengabarkan pemerintah akan menggelar konferensi pers pada Rabu malam (18/9/2019) waktu setempat.

Dalam konferensi pers tersebut, Saudi siap menguraikan peran Iran serta senjata yang digunakan dalam serangan itu.

Seperti diberitakan, pada Sabtu (14/9), fasilitas minyak milik raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, terbakar setelah diserang drone. Serangan drone tersebut berdampak pada dua pabrik Aramco, yakni di Abqaiq dan Khurais.

Serangan yang memukul dua pabrik produksi minyak mentah terbesar di Arab Saudi itu menjadi gangguan terbesar yang pernah terjadi. Dampaknya pada produksi minyak melampaui efek selama Perang Teluk pada 1990 dan akibat Revolusi Islam 1979.

Amerika Serikat, aliansi Arab Saudi, telah menyalahkan Iran atas serangan tersebut yang pada awalnya diklaim oleh pemberontak Houthi di Yaman.

“Iran melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap (sumber) pasokan energi dunia,” ujar Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo melalui akun Twitter, tanpa memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, telah membantah tegas segala tudingan mengenai keterlibatan Iran. Melalui Twitter, Zarif menyatakan bahwa kampanye tekanan maksimum oleh AS terhadap Iran telah berubah menjadi "tipu muslihat".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper