Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Asap dari Indonesia, Penerbangan di Malaysia Terganggu dan Sekolah Ditutup

Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menembus wilayah Negara Bagian Johor, Malaysia menyebabkan kegiatan penerbangan terganggu.
Nelayan menepikan perahunya, di antara kabut asap, di Padang, Sumatera Barat, Jumat (13/9/2019). Nelayan setempat mengaku terganggu aktivitas melaut akibat kabut asap kiriman yang tersebar hingga ke laut dan menurunkan jarak pandang./Antara
Nelayan menepikan perahunya, di antara kabut asap, di Padang, Sumatera Barat, Jumat (13/9/2019). Nelayan setempat mengaku terganggu aktivitas melaut akibat kabut asap kiriman yang tersebar hingga ke laut dan menurunkan jarak pandang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menembus wilayah Negara Bagian Johor, Malaysia menyebabkan kegiatan penerbangan terganggu. 

Sedikitnya seribu penumpang terlantar di Bandara Sultan Azlan Shah (LTSAS), Ipoh, Negara Bagian Perak kemarin. Pasalnya, pesawat mereka tidak bisa lepas landas akibat minimnya jarak pandang.

Menurut Manajer LTSAS, Mohd Ali Osman, akibat gangguan kabut asap karena karhutla di Indonesia ada lima penerbangan dan 1.104 penumpang yang penerbangannya terganggu.

"Penerbangan dari Johor Bahru dan Singapura menuju Ipoh dialihkan pendaratannya ke Subang dan Bandara Internasional Kuala Lumpur. Maskapai juga menyediakan transportasi darat menuju Ipoh," ujar Osman seperti dikutip Asiaone.com, Senin (16/9/2019).

Osman menyatakan akibat kabut asap pekat membuat jarak pandang hanya mencapai 2,5 kilometer. Selain itu, kabut asap juga menyulitkan para nelayan yang hendak melaut.

"Kalau kabut, tangkapan kami menurun. Jadi kebanyakan nelayan memilih istirahat berharap semoga situasi kembali normal," ujar seorang nelayan, Faizul Sofian (42).

Gara-gara Asap dari Indonesia, Penerbangan di Malaysia Terganggu dan Sekolah Ditutup

Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap pekat yang mengakibatkan jarak pandang menurun drastis di Kota tersebut./Antara

Pemerintah Malaysia sampai saat ini juga berusaha melakukan rekayasa cuaca dengan hujan buatan.

Menurut data Kementerian Lingkungan, kabut asap itu berasal dari titik api di Sumatera dan Kalimantan, yang kemudian terbawa angin menuju semenanjung Malaysia dan Negara Bagian Sarawak.

Selain itu, pemerintah setempat juga memutuskan menutup ratusan sekolah dan Taman Kanak-kanak karena indeks polusi (API) memperlihatkan kondisi udara setempat semakin tidak sehat.

"Berdasarkan data API yang memperlihatkan kandungan polutan semakin bertambah, maka kami meniadakan kegiatan belajar mengajar pada hari ini," kata Direktur Departemen Pendidikan Negara Bagian Johor, Azman Adnan. 

Adnan menyatakan keputusan itu diambil berdasarkan panduan Rencana Aksi Kabut Asap Nasional, setelah berdiskusi dengan Badan Lingkungan setempat. Meski para pelajar diliburkan, tetapi guru dan staf sekolah diminta tetap masuk dan bekerja sesuai dengan aturan darurat yang sudah ditetapkan.

Adnan menyatakan keputusan meliburkan para pelajar dilakukan setelah tingkat polusi (API) mencapai 220.

"Seluruh orangtua dilarang mengantar anaknya ke sekolah sementara waktu," ujar Adnan.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper