Bisnis.com, JAKARTA - Saham Saudi Aramco merosot tajam pada Minggu (15/9/2019), setelah serangan terhadap dua kilang minyak Arab Saudi yang memotong setengah produksi minyak Saudi.
Penurunan saham itu memperpanjang kerugian besar-besaran untuk saham Saudi, yang dalam beberapa pekan terakhir telah dihantam oleh penilaian mahal, harga minyak yang lemah dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi.
Indeks TASI dibuka turun 2,3 persen, menurut laporan Reuters, Minggu (15/9/2019).
Pada pukul 09.14 pagi waktu setempat, pasar saham Saudi turun 1,3 persen. Indeks telah kehilangan semua kenaikannya tahun ini dan turun sekitar 18 persen dari angka tertinggi 2019 di 9.403 poin yang terlihat pada awal Mei.
Kenaikan indeks sebelumnya dipicu oleh masuknya Arab Saudi ke dalam indeks pasar berkembang MSCI dan FTSE Russell, tetapi analis mengatakan bahwa efeknya telah memudar dalam beberapa pekan terakhir.
Saudi Basic Industries, perusahaan petrokimia terbesar Arab Saudi, turun 2,4 persen setelah mengatakan telah mengurangi pasokan umpan balik sekitar 49 persen setelah pasca-serangan.
Baca Juga
Saudi Aramco telah setuju untuk membeli 70 persen saham SABIC dari Dana Investasi Publik negara bagian dalam kesepakatan senilai US$ 69,1 miliar (Rp 965 triliun) yang sedang menunggu persetujuan regulasi.
Perusahaan-perusahaan petrokimia lain seperti Yanbu National Petrochemicals dan Kayan juga mengumumkan pengurangan pasokan bahan baku yang signifikan.
Pasar saham negara Teluk lainnya juga bereaksi negatif terhadap serangan itu, dengan indeks utama Kuwait BKP turun 0,4 persen dan saham Dubai DFMGI turun 0,5 persen, meskipun mereka pulih dari kerugian yang lebih tajam.
Serangan Houthi datang ketika Arab Saudi sedang mempersiapkan mendaftarkan perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco di bursa Tadawul di Riyadh akhir tahun ini.
Serangan-serangan itu tidak mungkin mengubah rencana IPO Saudi Aramco yang telah lama ditunggu-tunggu tetapi dapat memengaruhi penilaian, kata konsultan risiko Eurasia Group.
"Serangan terbaru terhadap fasilitas Aramco hanya akan berdampak terbatas pada minat saham Aramco karena tahap pertama IPO akan bersifat lokal. Komponen penjualan internasional akan lebih sensitif terhadap risiko geopolitik," katanya.
Saudi Aramco telah merekrut sembilan bank sebagai koordinator global bersama untuk memimpin IPO, yang direncanakan menjadi yang terbesar di dunia.