Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Netanyahu Deklarasikan Rencana Caplok Lembah Yordan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan niatnya untuk mencaplok Lembah Yordan di wilayah Tepi Barat. Hal itu disampaikan Netanyahu jika dirinya kembali memenangkan pemilihan umum Israel pekan depan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan niatnya untuk mencaplok Lembah Yordan di wilayah Tepi Barat. Hal itu disampaikan Netanyahu jika dirinya kembali memenangkan pemilihan umum Israel pekan depan.

Netanyahu mendeklarasikan niatnya tersebut dalam pidato yang disiarkan langsung di saluran TV utama Israel. Komentator politik Israel melihatnya sebagai upaya untuk menyedot dukungan dari saingan sayap kanan yang telah lama menganjurkan pencaplokan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.

"Hari ini, saya mengumumkan niat saya, setelah pembentukan pemerintah baru, untuk menerapkan kedaulatan Israel ke Lembah Yordan dan Laut Mati utara," kata Netanyahu, dikutip dari Reuters, Rabu (11/9/2019).

Netanyahu berujar langkah itu akan diambil segera setelah dirinya terpilih kembali menjadi perdana menteri.

Menurut kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem, sekitar 65.000 warga Palestina dan 11.000 pemukim Israel tinggal di Lembah Yordan dan wilayah Laut Mati utara. Kota utama Palestina adalah Jericho dengan sekitar 28 desa.

Lembah Yordan, yang dicari orang-orang Palestina untuk perimeter timur di Tepi Barat dan Jalur Gaza, membentang dari Laut Mati di selatan ke kota Israel Beit Shean di utara.

Lembah seluas 2.400 km persegi itu besarnya hampir 30 persen dari wilayah Tepi Barat. Israel telah lama menyatakan akan mempertahankan kontrol militer di sana berdasarkan perjanjian damai dengan Palestina.

Sebelumnya, Netanyahu juga menegaskan kembali janji untuk mencaplok semua pemukiman yang telah didirikan Israel di Tepi Barat. Namun dia mengatakan bahwa langkah yang lebih luas bisa memakan waktu lebih lama dan membutuhkan koordinasi maksimal dengan Amerika Serikat, sekutu dekat Israel.

"Karena menghormati Presiden Trump dan sangat percaya pada persahabatan kami, saya akan menunggu menerapkan kedaulatan sampai rilis rencana politik presiden," katanya, merujuk pada cetak biru yang telah lama ditunggu-tunggu dari Washington untuk perdamaian Israel-Palestina.

Ketika ditanya mengenai dukungan Gedung Putih terhadap langkah Netanyahu tersebut, seorang pejabat administrasi Trump mengatakan bahwa tidak ada perubahan dalam kebijakan AS untuk saat ini.

"Kami akan merilis visi untuk perdamaian setelah pemilihan Israel dan bekerja untuk menentukan jalan terbaik ke depan untuk membawa keamanan, peluang, dan stabilitas yang lama dicari di wilayah tersebut," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper