Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Trump Sebut Negosiasi Damai dengan Taliban Telah 'Mati'

Serangan bom bunuh diri oleh Taliban menjadi penyebab gagalnya kelanjutan negosiasi damai di Afghanistan.
Utusan khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad (kiri) bertemu dengan Chief Executive Afghanistan Abdullah Abdullah di Kabul, Afghanistan, Senin (2/9/2019)./Kantor Chief Executive Afghanistan via Reuters
Utusan khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad (kiri) bertemu dengan Chief Executive Afghanistan Abdullah Abdullah di Kabul, Afghanistan, Senin (2/9/2019)./Kantor Chief Executive Afghanistan via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa negosiasi damai dengan pimpinan Taliban telah mati, setelah pembatalan pertemuan rahasia di Camp David dengan Taliban dan pimpinan Afghanistan.

"Sudah mati. Sejauh yang saya ketahui, semuanya sudah mati," kata Trump kepada wartawan ketika ditanya tentang perundingan damai dengan Taliban, seperti dilansir Reuters, Selasa (10/9/2019).

Trump membatalkan perundingan dengan Taliban yang direncanakan akan digelar di di Camp David, tempat peristirahatan presiden di Maryland, AS, setelah seorang tentara AS tewas karena serangan bom bunuh diri yang dilancarkan di Kabul pada pekan lalu.

Pertemuan rahasia yang juga melibatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tersebut semula diharapkan dapat mengakhiri perundingan selama berbulan-bulan antara AS dengan Taliban. AS juga berencana untuk mengamankan kesepakatan damai dengan menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan.

Dalam rancangan perjanjian damai yang disepakati AS dan Taliban pekan lalu, AS menyatakan akan menarik sekitar 5.000 tentaranya dari Afghanistan dan menutup 5 pangkalan militer dalam waktu 135 hari.

Menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan telah menjadi salah satu tujuan kebijakan luar negeri utama Trump. Presiden dari Partai Republik itu mengatakan pemerintahannya masih memikirkan tentang penarikan 14.000 tentara AS di negara itu.

"Kami ingin keluar tetapi kami akan keluar pada waktu yang tepat," ucapnya.

Namun, saat negosiasi damai dilakukan, pihak Taliban malah melakukan serentetan serangan tingkat tinggi. Militer AS pun akan mempercepat sekaligus meningkatkan operasinya di Afghanistan untuk melawan serangan Taliban.

Saat berkunjung ke Afghanistan, Kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan bahwa Taliban bertindak berlebihan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper