Bisnis.com, JAKARTA - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat melakukan rapat dengar pendapat umum dengan panitia seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . Mereka mau mendapat keterangan langsung dari panitia.
Wakil Ketua Komisi III DPR Herman Hery mengatakan bahwa legislatif ingin mengonfirmasi semua terkait persoalan yang beredar di tengah masyarakat. Ini karena panitia meloloskan calon pimpinan yang dianggap bermasalah.
Salah satu calon yang disoroti publik adalah lolosnya Irjen Firli Bahuri. Dia yang saat itu menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK diduga melakukan pelanggaran kode etik saat bertemu Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi. Padahal, di saat yang sama KPK sedang menyelidiki kasus dugaan divestasi saham PT Newmont yang menyeret TGB.
“Soal kenapa memilih semua, kami serahkan ke floor. Sebagai pimpinan sidang, pimpinan rapat, kami hanya mengatur lalu lintasnya. Semua kami serahkan kembali kepada anggota masing masing,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Ketua Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) Yenti Ganarsih menjelaskan bahwa pihaknya akan menyampaikan proses penyaringan seperti lima tahun lalu. Dia juga panitia saat itu.
“Tapi, kalau misalnya hasil tes kesehatan, hasil profile assesment tentu tidak bisa. Karena itu kan rahasia untuk kami,” jelasnya.
Baca Juga
Yenti menuturkan bahwa 10 calon pimpinan sudah melewati proses yang panjang. Mereka juga disaring berdasarkan berbagai pertimbangan dan masukan publik.
“Kita punya masukan itu dan ini. Kita tidak ada masukan ini, yang tidak ada masukannya, misalnya tidak ada permasalahan bukan berarti tidak ada catatannya,” ucapnya.