Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengunjuk Rasa Dimohon Jauhi Bandara Hong Kong, Otoritas Sampai Pasang Iklan di Koran

Aksi unjuk rasa di Hong Kong masih belum mereda dan terus berlanjut meski pemerintah setempat sudah menyatakan mencabut RUU Ekstradisi secara resmi.
Calon penumpang mencoba mengamankan diri ketika para polisi anti huru-hara tiba di luar Hong Kong International Airport, Hong Kong, China, Minggu (1/9/2019)./Reuters-Anushree Fadnavis
Calon penumpang mencoba mengamankan diri ketika para polisi anti huru-hara tiba di luar Hong Kong International Airport, Hong Kong, China, Minggu (1/9/2019)./Reuters-Anushree Fadnavis

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengelola Bandara Hong Kong memilih menggunakan iklan di media massa untuk memohon kepada para pengunjuk rasa di kota itu untuk tidak mengganggu operasional bandara. 

Berkaca dari pengalaman selama beberapa pekan terakhir, Airport Authority Hong Kong (Otoritas Bandara Hong Kong) memasang iklan sebesar setengah halaman di South China Morning Post pada Jumat (6/9/2019). Dilansir dari Bloomberg, dalam iklan itu, pihak bandara meminta para pengunjuk rasa tidak mengganggu perjalanan puluhan ribu pelancong yang menggunakan bandara tersebut setiap harinya. 

Akhir pekan lalu, para pengunjuk rasa merusak pintu putar di stasiun kereta yang menuju bandara. Mesin penjual tiket juga turut dirusak. 

Operasional kereta cepat yang terhubung dengan bandara pun terpaksa dihentikan sementara karena menjadi salah satu target para peserta aksi protes.

Terganggunya transportasi menuju bandara membuat banyak calon penumpang terpaksa membawa koper dan barang bawaan mereka dengan berjalan kaki di jalan raya. Selain itu, banyak penerbangan yang terpaksa ditunda atau dibatalkan sehingga para calon penumpang pun terlantar di bandara.

Demonstrasi di Hong Kong diperkirakan bakal kembali terjadi pada akhir pekan ini, meskipun Chief Executive Hong Kong Carrie Lam sudah menyampaika bahwa pihaknya mencabut RUU Ekstradisi secara formal. 

Para aktivis pro demokrasi Hong Kong menilai langkah tersebut terlambat dilakukan. Mereka juga terus menuntut digelarnya penyelidikan independen atas langkah-langkah polisi dalam menghadapi para pengunjuk rasa dan meminta diberi kuasa untuk mencalonkan serta memilih pemimpin Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper