Bisns.com, JAKARTA – Grab Holdings Inc. berencana menginvestasikan US$150 juta untuk penelitian kecerdasan buatan pada tahun 2020 dalam upaya pengembangan super app perusahaan, yang saat ini mencakup pengiriman makanan, pembayaran digital, serta konten digital.
Dalam persaingan sengit pengembangan super app dengan Gojek di Asia Tenggara, Grab menguraikan cetak biru untuk penggunaan dan penyebaran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Co-founder Grab Tan Hooi Ling mengatakan perusahaan akan menambah investasi teknologi yang sebelumnya mencapai US$100 juta serta meningkatkan pencegahan penipuan dan teknologi pemrosesan bahasa asli (NLP) dalam aplikasinya.
"Kami ingin beralih dari AI-powered ke AI everywhere," kata Tan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV pada konferensi teknologi Sooner Than You Think di Singapura, Kamis (5/9/2019).
Dia melihat perusahaan teknologi yang sukses mampu membangun platform yang sangat terlokalisir pada masalah yang mereka coba selesaikan. Di Grab sendiri, adaptasi aplikasi ke bahasa di Asia Tenggara belum terjangkau secara maksimal.
Grab bekerja sama dengan Microsoft Corp. untuk mengembangkan NLP dan memimpin pasar Asia Tenggara di bidang pengangkutan, pengiriman makanan, dan pembayaran digital yang dapat lebih disesuaikan dan diakses oleh pengguna di berbagai pasar.
Seperti perusahaan teknologi lainnya, Grab sedang mempersiapkan penyebaran jaringan 5G untuk mendukung aplikasi AI yang kompleks dan mengkatalisasi munculnya teknologi futuristik seperti mobil otonom. Mmenurut Tan, Grab berfokus pada pelanggan dan kebutuhan mereka yang paling mendesak.
"Kami tidak akan hanya membangun AI untuk kepentingan AI," katanya.
Grab yang tengah mengumpulkan investasi senilai US$ 4,5 miliar dalam putaran pendanaan terbaru dari investor besar termasuk Vision Fund SoftBank Group Corp. dan Tencent Holdings Ltd. telah merekrut ribuan karyawan dan mendirikan pusat penelitian di Beijing dan Seattle.
Inti dari upaya global perusahaan adalah ambisi untuk menciptakan "aplikasi super" yang lengkap, seperti halnya aplikasi WeChat milik Tencent di China. Layanan GrabPay telah memudahkan konsumen untuk membayar angkutan perjalanan serta memesan makanan. Selain itu, GrabPay telah berkembang dan mendukung pinjaman dan asuransi.
Pada tahun 2018, Grab memulai platform teknologi keuangan dan meluncurkan Grab Ventures untuk mendanai startup. Perusahaan juga tengah mempertimbangkan untuk mengajukan lisensi perbankan digital jika mendapat ijin dari otoritas Singapura.