Bisnis.com, JAKARTA--Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah menilai Kemenristekdikti harus melibatkan Badan Intelejen Negara, TNI, atau pihak terkait lainnya untuk melakukan investigasi terhadap calon rektor asing.
"Jangan sampai pemerintah hanya melihat prestasinya, lalu integritasnya malah kecolongan. Latar belakang calon rektor asing ini harus jadi pertimbangan,” kata Ferdi.
Pernyataan itu disampaikan Ferdi setelah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) secara resmi mendatangkan satu rektor asing asal Korea Selatan untuk memimpin Universitas Siber Asia pada akhir Agustus lalu.
“Seleksi perlu dilakukan oleh Badan Intelijen Negara dan atau TNI, supaya nanti dia dari aspek keamanan nasional itu bisa terjamin. Karena juga perlu dijamin dia tidak merusak budaya,” kata Ferdi, Rabu (4/9/2019). Ferdi mengkhawatirkan adanya budaya-budaya asing yang diterapkan di Indonesia meski tidak cocok dengan budaya nasional.
Pada bagian lain, politisi Partai Golkar itu mengatakan keberadaan rektor asing juga harus memiliki target. Artinya, menurut Ferdi, jangan sampai rektor asing itu berlama-lama di Indonesia.
Ferdi meminta kepada Kemenristekdikti agar dalam rekrutmen rektor asing itu tercipta transfer ilmu pengetahuan dan transfer informasi, serta transfer kepintaran terhadap dosen-dosen dalam negeri.
“Sehingga juga harus ada pembatasan selama dia [rektor asing] di Indonesia. Menurut kami berapa lama kalau ditanya, paling maksimum 5 tahun. Jangan sampai lebih, karena nanti kalau dia berlama-lama, tentu akan menutup peluang dosen-dosen ataupun rektor-rektor kita untuk menjadi rektor yang baik,” kata Ferdi.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah target yang ingin dicapai dengan adanya rektor asing. Harus ditentukan sasaran yang ingin dicapai, kata Ferdi.
“Apa ingin menciptakan sebuah ilmu, apakah dia akan mencetak dosen-dosen atau calon rektor-rektor Indonesia seperti kualifikasi rektor asing, atau seperti apa,” kata Ferdi.