Kabar24.com, JAKARTA — Sebanyak 21 nama telah ditetapkan oleh Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) Universitas Indonesia (UI) sebagai calon Rektor UI periode 2019—2024.
Dukungan terhadap sejumlah calon juga mulai mengalir kepada sejumlah calon, salah satunya Arissetyanto Nugroho.
Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas PPSA XXI (IKAL PPSA XXI) menyatakan dukungan kepada Arissetyanto Nugroho untuk bisa terpilih sebagai Rektor UI.
Menurut Ketua IKAL PPSA XXI Arif Wachjunadi, pemilihan rektor perguruan tinggi di seluruh Indonesia saat ini merupakan seleksi yang strategis demi masa depan Indonesia.
Selain kualifikasi pendidikan, Indonesia saat ini membutuhkan rektor yang memenuhi syarat tiga sehat yakni sehat jasmani, sehat rohani dan sehat ideologi.
Menurut Arif Wachjunadi, Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) adalah program pendidikan pemimpin nasional strategis tertinggi di Lemhannas.
PPSA merupakan pendidikan pimpinan nasional strategis yang biasa disebut pendidikan setara bintang dua, yang diikuti pejabat TNI/Polri dan Sipil terseleksi. Pendidikan setara bintang dua mengingat peserta TNI/Polri adalah mereka yang berbintang satu hingga bintang tiga, dan sementara peserta sipil berasal dari para tokoh masyarakat dan para rektor perguruan tinggi.
“Sebelum diterima sebagai peserta pendidikan Lemhannas kepada seluruh calon peserta dilakukan screening oleh pihak terkait. Setidaknya mereka yang sudah masuk dalam pendidikan lemhannas adalah mereka yang dinyatakan lulus secara administratif, sehat jasmani, sehat rohani dan sehat ideologi yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/8/2019).
Dia menilai sosok Arissetyanto Nugroho merupakan sosok yang tegas dan tuntas dalam bekerja.
“Tantangan utama yang dihadapi UI adalah menghasilkan para sarjana yang memiliki jati diri Indonesia serta setia akan ideology,” katanya.
Arissetyanto Nugroho adalah satu dari 21 calon rektor yang lolos seleksi. Mereka adalah,
1. Prof. Hikmahanto Juwana, Universitas Indonesia (FHUI)
2. Chandra Yusuf, Universitas YARSI
3. Maksum Syahri Lubis, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
4. Baskoro Abie Pandowo, PT PUCO
5. Prof. Budi Wiweko, Universitas Indonesia (FKUI)
6. Mutiara Hikmah, Universitas Indonesia (FHUI)
7. Khreshna Imaduddin Ahmad Syuhada, Institut Teknologi Bandung (ITB)
8. Yasman, Universitas Indonesia (FMIPA UI)
9. Firman Zulkifli Amin, University of Tsukuba
10. Arissetyanto Nugroho, Universitas Mercu Buana
11. Prof. Ari Kuncoro, Universitas Indonesia (FEB UI)
12. Hendri Dwi Saptioratri Budiono, Universitas Indonesia (FTUI)
13. Prof. Edvin Aldrian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
14. Adis Imam Munandar, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia (SKSG UI)
15. Agustin Kusumayati, Universitas Indonesia (FKM UI)
16. Agustan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
17. Budi Ibrahim, Pertamina Persero Upstream Technology Center
18. Rangga Handika, Tokyo International University
19. Prof. Rosari Saleh, Universitas Indonesia (FMIPA UI)
20. Prof. Bambang Wibawarta, Universitas Indonesia (FIB UI)
21. Prof. Abd. Haris, Universitas Indonesia (FMIPA UI)