Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berharap ilmuwan diaspora dapat berpartisipasi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan pihaknya mendukung para ilmuwan diaspora untuk berkontribusi di Indonesia, melalui berbagai cara, termasuk melalui Simposium Cendekia Diaspora Kelas Dunia (SCKD) yang mendiskusikan banyak gagasan-gagasan bagi bangsa.
"Hal ini sesuai dengan impian yang disampaikan Presiden yaitu penekanan pada pembangunan sumber daya manusia Indonesia pada tahun 2020 dan seterusnya,” ujarnya seperti dilansir Antara, Selasa (20/8/2019).
Menurutnya, warga negara Indonesia yang ada di luar negeri dapat berkontribusi untuk membangun pendidikan maupun ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.
Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) Deden Rukmana mengungkapkan ada antusiasme dari ilmuwan Indonesia di berbagai negara untuk berkontribusi nyata kepada Indonesia.
"Para ilmuwan diaspora yang datang di sini berjumlah 52 orang dari 13 negara. Di antara mereka juga ada yang telah lebih dari 25 tahun di luar Indonesia," katanya.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sebelumnya menyatakan anggaran pemerintah yang difokuskan bagi pelatihan dan pendidikan SDM adalah hal yang positif. Namun, hal tersebut harus diikuti oleh sistem kontrol output SDM agar bisa terserap oleh sektor industri.
Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan sistem kontrol tersebut diperlukan agar dapat mengimbangi kuantitas yang dikeluarkan dengan kualitas yang diharapkan. Jika tidak, hal tersebut hanya akan menambah volume tenaga kerja terdidik yang tidak dapat diserap industri.
“Oleh karena itu, kualitas kurikulum pendidikan dan pelatihan yang sedang dilakukan pemerintah sekarang harus dikoordinasikan dengan pelaku usaha agar output-nya bisa langsung diserap pelaku industri,” ujarnya, Minggu (18/8/2019).