Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris akan melonggarkan aturan imigrasi untuk menarik lebih banyak ilmuwan elite dari seluruh dunia, setelah Brexit, melalui kebijakan fast-track visa.
"Untuk memastikan kami terus memimpin dalam kemajuan pengetahuan, kami tidak hanya harus mendukung bakat yang sudah kami miliki di sini, tetapi juga memastikan sistem imigrasi kami menarik pikiran terbaik dari seluruh dunia," kata Perdana Menteri Boris Johnson, dikutip dari Reuters, Jumat (9/8/2019).
Pemerintah Inggris berharap rute imigrasi jalur cepat dapat diluncurkan akhir tahun ini. Sistem tersebut akan dirancang untuk menarik para peneliti dan spesialis elite dalam sains, teknik, dan teknologi.
Kebijakan tersebut memungkinkan menghapus batasan jumlah yang memenuhi syarat untuk Visa Bakat Luar Biasa Tingkat 1 saat ini, memastikan tanggungan pemohon visa dapat mengakses pasar tenaga kerja Inggris, dan menghapus persyaratan memiliki tawaran pekerjaan sebelum tiba.
Opsi lainnya, dengan memperluas kumpulan lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang dapat mendukung kandidat pelamar visa dan mempercepat jalan mereka ke penyelesaian.
Kelompok bisnis dan universitas mendukung langkah tersebut dan menyerukan reformasi untuk melangkah lebih jauh membantu Inggris mengatasi kekurangan keterampilannya, khususnya dalam bidang teknologi.
Universitas-universitas terkemuka Inggris, termasuk Oxford dan Cambridge, telah memperingatkan sektor teknologi dapat rusak parah jika pemisahan dari Uni Eropa berjalan tanpa kesepakatan, menghancurkan hubungan penelitian dan menghalangi orang-orang pintar belajar di Inggris.
Pada tahun akademik 2018/2019, jumlah siswa Uni Eropa yang mendaftar di universitas-universitas terkemuka Inggris turun 3 persen, dengan penurunan terbesar yang memukul program penelitian pascasarjana.
Johnson, yang memimpin kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa, telah mengadvokasi sistem imigrasi berbasis gaya Australia untuk memberi pemerintah lebih banyak kontrol menarik bakat yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan dalam tenaga kerja.
"Kami ingin Inggris menjadi ekonomi paling makmur di Eropa dengan sistem imigrasi yang menarik bakat global paling cerdas dan terbaik," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel.
Grup Russell dari 24 universitas terkemuka Inggris, yang juga mencakup Imperial College London dan London School of Economics, menyambut baik langkah tersebut dan mengatakan akan meningkatkan posisi negara itu sebagai pemimpin dunia dalam penelitian.
"Universitas kami berusaha untuk merekrut staf dan mahasiswa paling berbakat, dari mana pun mereka berasal," kata analis kebijakan senior Grup Russell, Hollie Chandler.
"Pengumuman pemerintah hari ini akan membantu mereka melakukannya."
Pemerintah mengatakan juga akan menyediakan dana tambahan bagi para ilmuwan dan peneliti yang telah mencari pendanaan dari Uni Eropa sebelum keluarnya Inggris pada 31 Oktober mendatang.