Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Keluhkan Kebijakan Suku Bunga The Fed

Tidak puas dengan potongan seperempat poin persentase pada kebijakan moneter The Fed kali ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Gubernur Jerome Powell telah mengecewakan banyak pihak dengan strategi suku bunga yang kurang agresif untuk melawan risiko perang dagang dan mata uang.
Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan dengan sejumlah perwakilan media sosial di Gedung Putih, Washington DC, AS, Kamis (11/7/2019)./Reuters-Carlos Barria
Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan dengan sejumlah perwakilan media sosial di Gedung Putih, Washington DC, AS, Kamis (11/7/2019)./Reuters-Carlos Barria

Bisnis.com, JAKARTA -- Tidak puas dengan potongan seperempat poin persentase pada kebijakan moneter The Fed kali ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Gubernur Jerome Powell telah mengecewakan banyak pihak dengan strategi suku bunga yang kurang agresif untuk melawan risiko perang dagang dan mata uang.

Trump, yang selama ini kerap menekan bank sentral untuk melakukan pemangkasan suku bunga, mengunggah rentetan cuitan keluhan ke akun Twitter-nya terkait dengan pelonggaran kebijakan moneter The Fed.

Dia mengatakan, Powell seharusnya memberikan kepastian tentang pemotongan suku bunga lanjutan, di mana dalam pidatornya Powell justru memberikan kesan bahwa ada opsi lain untuk menyelamatkan ekonomi selain dengan memangkas suku bunga.

"Apa yang ingin didengar oleh pasar dari Jay Powell dan The Fed adalah, kebijakan ini merupakan awal dari siklus pelonggaran suku bunga yang akan berlangsung lama dan agresif, yang akan mengimbangi China, Uni Eropa, dan negara lainnya di seluruh dunia...," tulis Trump melalui akun twitter-nya, seperti dikutip Kamis (1/8/2019).

Presiden mengatakan, The Fed harus mendukung upaya pemerintahannya untuk menjadikan Amerika lebih kompetitif di antara saingannya seperti China dan sekutu di Eropa.

Dia menuduh negara-negara tersebut telah memanipulasi mata uang mereka, termasuk melalui kebijakan suku bunga yang lebih rendah, dalam upaya untuk merebut pasar ekspor.

Dilansir melalui Bloomberg, Trump ingin Powell mengikuti arahannya. Sejak bulan lalu, Trump cukup sering menyudutkan hak independen bank sentral, apalagi ketiga The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali sepanjang tahun lalu.

Dia juga telah membahas wacana intervensi mata uang dengan para pejabat pembantunya untuk melemahkan dolar AS dan mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa dia tidak menghapus langkah-langkah seperti itu dari bagian rencananya.

Di samping Trump, masih ada beberapa pemimpin negara yang kerap kali memberikan tekanan kepada para pejabat moneter yang seharusnya terbebas dari kepentingan politik.

Hal serupa terjadi di Turki dan India, yang kemudian memicu para investor dan ekonom meresahkan masa depan independensi bank sentral.

Meskipun kecewa, Trump cukup puas dengan kebijakan The Fed yang sepakat untuk menghentikan normalisasi portofolio sekuritas The Fed lebih cepat dari tenggat waktu, yang menurut presiden sebagai sebuah langkah pengetatan kuantitatif.

The Fed mengatakan pada Rabu (31/7/2019), waktu setempat, bahwa pihaknya akan menghentikan penyusutan neraca efektif mulai 1 Agustus, bukan pada akhir September seperti yang dijadwalkan sebelumnya.

Pada saat permintaan presiden untuk kebijakan The Fed yang lebih agresif digemakan oleh beberapa investor, kasus penurunan tajam suku bunga tidak memberikan jaminan yang pasti bagi semua orang.

Stok AS melambung, tingkat pengangguran berada pada level terendah dalam setengah abad terakhir, serta minat belanja konsumer masih tumbuh.

Di sisi lain, ada risiko eksisting bahwa suku bunga yang lebih rendah akan menyebabkan penggelembungan aset dan pinjaman berlebihan yang akan menghantui perekonomian pada masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper