Bisnis.com, JAKARTA – “Sekam pejuang sejati, mak kisikh jak jenganan, nihan setia ngejaga wilayah, khadu kuwawa mati jadi buntang, kik patoh cadang badan, kik kalah meliom keturunan, ”
“Kami pejuang sejati, tidak akan bergeser dari bumi Lampung, benar setia menjaga wilayah, berani mati jadi bangkai, hilang semangat kita kalah, jika kalah malu sampai keturunan,” begitu tekad Minak Gejala Ratu alias Ratu Darah Putih untuk mengusir penjajah dari bumi Lampung.
Kisah heroik perlawanan Ratu Darah Putih tersebut, ditaja dalam sendratari “Minak Gejala Ratu” dengan ciamik oleh Sanggar Muli Mekhanai SMA Negeri 1 Kotagajah, Lampung Tengah, mewakili Lampung tampil pergelaran ajang Duta Seni Pelajar Nusantara (DSPN) di Panggung Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta, akhir pekan lalu sebagaimana siaran pers yang diterima Bisnis pada Senin (29/7/2019).
Penampilan Duta Seni Pelajar dari Provinsi Lampung pada ajang yang dipandu artis Indra Bekti dan Asri Welas ini berhasil menyihir para tamu kehormatan, para peserta DSPN 2019 dan penonton yang antusias mengikuti pentas berdurasi sekira 30 menit itu.
Penampilan Sanggar Muli Mekhanai yang pernah menyabet juara pertama pada ajang Festival Tari Topeng di Korea Selatan ini disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar, para pejabat lain dari setiap peserta DSPN 2019, dan ratusan penonton yang memadati Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta.
Sendratari ini mengangkat kisah kepahlawanan “Minak Gejala Ratu” (Ratu Darah Putih) dan Tuping Bala Bala Khua Belas melawan penjajah. Kisah yang berawal dari Minak Gejala Ratu bertemu sang ayahanda Suanan Gunung Jati di Kesultanan Banten dan diberikan sebuah warisan berupa peti kayu untuk dirinya. Peti warisan itu berisikan para hulubalang atau pengawal setia yangmenjaga daerah kekuasaan milik Minak Gejala Ratu, yaitu Keratuan Darah Putih.
Para hulubalang ini dipanggil dengan sebutan nama dan juga sesuai dengan keahliannya masing-masing. Pasukan berani mati yang memiliki kobaransemangat perjuanganbegitu hebat memberantas para penjajah di bumi Lampung.
Kisah epik ini dikemas sutradara pementasan Erna Budiwati dengan apik menjadi sendratari yang spektakuler. Nuansa kelampungan dan kearifan lokal Lampung diejawantahkan koreografer Bulan Riestamara dan Luthfi Guntur Eka Putra dalam olah gerak pakem tradisi budaya Lampung yang kental.
Suasana keindahan semakin memesona dalam balutan tata cahaya yang indah.Penampilan tim Duta Seni Pelajar Lampung ini sungguh membanggakan Sang Bumi Ruwai Jurai.
Sulpakar sangat mengapresiasi dan mengaku bangga dengan penampilan Duta Seni Pelajar Lampung yang berhasil membawakan pementasan Sendratari “Minak Gejala Ratu” dengan sempurna.
Selepas pertunjukan, Sulpakar mengatakan Duta Seni Pelajar Lampung berhasil membawa misi untuk memperkenalkan budaya Lampung ke pentas nasional.
“Saya bangga, anak-anak berhasil menampilkan kisah perjuangan rakyat Lampung ini ke panggung DSPN 2019 dengan baik. Pertunjukan sendratari ini dikemas dengan apik dalam balutan nuansa budaya Lampung juga nilai-nilai kearifan lokal Lampung,” ujar Sulpakar.