Bisnis.com, JAKARTA – Topik viral mengenai lulusan baru UI yang menolak gaji Rp8 juta sampai saat ini tengah menjadi perbincangan hangat warganet di jejaring media sosial Twitter.
Warganet menganggap pencari kerja tersebut bersikap angkuh dengan menitikberatkan pada reputasi institusi almamaternya dalam proses negosiasi gaji.
Mengomentari itu, career coach konsultankarir.com Andin Andiyasari menyebutkan bahwa unggahan tersebut tidak tepat dilontarkan seorang lulusan baru.
“Kalau menurut saya sih kurang tepat ya dia menyampaikan seperti itu. Malah menunjukkan kualitas dia sendiri yang secara kepribadian kelihatan kurang matang,” ujar Andin kepada bisnis.com, Kamis (25/7/2019).
Lebih lanjut Andin menyampaikan reputasi universitas memang telah lama menjadi pertimbangan perusahaan perekrut kerja. Namun, di samping itu, kepribadian dan kualitas diri juga menjadi tolak ukur. Itu sebabnya diperlukan adanya tahapan wawancara mendetail untuk merekrut seorang karyawan.
“Tidak menjamin universitasnya bagus, orangnya juga bagus. Kualitas kepribadian anak juga mendukung supaya dia bisa berhasil. Karena begitu kita lulus kuliah, sebenarnya kita sudah lepas ya dari universitas. Yang jelas kita harus berjuang sendiri menunjukkan kapasitas kita,” jelasnya.
Menurut Andin, perusahaan juga tidak memberikan perlakuan istimewa kepada lulusan universitas ternama dalam hal proses perekrutan kerja. Seiring berjalannya waktu, perusahaan semakin sadar kualitas diri sama pentingnya dengan prestasi yang didapatkan karyawan.
“Kalau menurut saya, treatment khusus (selama proses perekrutan) lebih kepada IP (indeks prestasi). Tapi kalau sudah masuk ke tahapan interview, saya kira nggak ada sih treatment-nya. Sama semua,” ujar Andin.