Bisnis.com, JAKARTA – Saham Aston Martin Lagonda, turun paling dalam sejak penawaran umum perdananya setelah mengurangi proyeksi penjualan tahun 2019 menyusul pelemahan di pasar-pasar utama.
Berdasarkan data Bloomberg, saham Aston Martin tercatat anjlok hingga 23 persen pada awal perdagangan hari ini, Rabu (24/7/2019).
Pabrikan mobil sport mewah tersebut saat ini memperkirakan wholesale atau penjualan dari pabrik ke dealer turun hingga 14 persen ke 6.300 hingga akhir tahun ini. Angka tersebut turun dibandingkan dengan proyeksi wholesale sebesar 7.100 hingga 7.300 pada bulan Mei.
Revisi tersebut menjadi pukulan lain dalam perjuangan Aston Martin untuk meyakinkan bahwa perusahaan bertransformasi dari pemain di pasar ceruk menjadi perusahaan terbuka yang sukses setelah penawaran umum perdana tahun lalu. Sejak IPO pada Oktober, sahamnya sudah melemah lebih dari setengahnya.
Produsen yang berbasis di Gaydon, Inggris, tersebut bergabung dengan produsen mobil lain yang merevisi proyeksi karena permintaan yang memburuk. Sebelumnya, produsen Mercedes-Benz, Daimler AG, merevisi turun perkiraan laba bulan ini, diikuti produsen suku cadang Continental AG.
"Kami hari ini mengambil tindakan tegas untuk mengelola inventaris dan merek Aston Martin Lagonda untuk jangka panjang," kata Chief Executive Officer Andy Palmer dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg.
Aston Martin juga mencadangkan 19 juta pound (US$24 juta) yang akan diperhitungkan selama kuartal kedua. Bersama dengan prospek penjualan yang berkurang, laba operasional atas penjualan diperkirakan akan mencapai 8 persen tahun ini.
Perusahaan mengatakan telah melakukan sejumlah tindakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.