Bisnis.com, JAKARTA – Iran mengancam memangkas impor dari Brasil, kecuali jika Negeri Samba mengizinkan pengisian bahan bakar dua kapal Iran yang telah terdampar di lepas pantai Brasil.
Hal itu merupakan buntut dari sanksi AS terhadap negara di Timur Tengah tersebut.
Pada Selasa (23/7/2019) waktu setempat, Duta Besar Iran di Brasilia Seyed Ali Saghaeyan mengatakan kepada para pejabat Brasil bahwa negaranya dapat dengan mudah menemukan pemasok baru untuk komoditas jagung, kedelai dan daging, bila negara Amerika Selatan itu menolak mengizinkan pengisian bahan bakar kapal.
Nilai ekspor Brasil ke Iran diketahui sebesar US$2 miliar per tahun, yang sebagian besar berupa jagung, daging, dan gula. Teheran membeli sepertiga dari semua ekspor jagung Brasil.
"Saya memberi tahu orang-orang Brasil bahwa mereka harus menyelesaikan masalah, bukan orang Iran [yang menyelesaikannya]," kata Saghaeyan dalam sebuah wawancara di Kedutaan Besar Iran di Brasilia seperti dilansir Bloomberg, Rabu (24/7).
Guna menyelesaikan pertikaian itu, Iran mempertimbangkan untuk mengirim bahan bakar ke kapal-kapal yang terdampar, meskipun opsi ini akan memakan waktu lebih lama dan terbukti mahal.
Baca Juga
"Negara-negara besar dan independen seperti Brasil dan Iran harus bekerja sama tanpa campur tangan dari negara atau bagian ketiga mana pun," tambahnya.
Saghaeyan telah meminta pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Brasil Ernesto Araujo, tetapi belum menerima jawaban. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Brasil menyampaikan akan mengikuti panduan hukum tentang masalah ini.
Menurut Saghaeyan, jika persoalan tersebut tidak diselesaikan, kemungkinan pihak berwenang di Teheran mengambil keputusan tegas.
Perusahaan minyak yang dikendalikan negara, Petroleo Brasileiro SA (Petrobas), telah menolak mengisi bahan bakar ke kapal-kapal Iran tersebut karena berisiko terdampak sanksi AS. Untuk diketahui, kedua kapal itu telah mengapung selama lebih dari sebulan di lepas pelabuhan Paranagua, sekitar 450 kilometer (km) selatan Sao Paulo.
Petrobas menyatakan langkah tersebut adalah keputusan bisnis dan perusahaan lain bisa menjual bahan bakar ke kapal tersebut. Tanpa bahan bakar, kapal-kapal yang membawa jagung Brasil tidak dapat kembali ke Iran.
Adapun Brasil memiliki sejarah panjang hubungan baik dengan Iran. Komitmen Presiden Brasil Jair Bolsonaro untuk merobek kebijakan luar negeri tradisional negara itu telah membuat hubungan tersebut diragukan.
Sebagai pendukung kuat Presiden AS Donald Trump, Bolsonaro memperingatkan para eksportir tentang risiko berdagang dengan Iran seraya menambahkan bahwa Brasil memihak AS pada kebijakannya terhadap Timur Tengah.
“Kami selaras dengan kebijakan mereka. Jadi, kami melakukan apa yang harus kami lakukan,” ucapnya.