Kabar24.com, JAKARTA — Ada yang tak biasa dari gaya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada Selasa (16/7). Seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Jonan menghampir para jurnalis yang biasa berjaga di Ring 1 Istana.
Jonan mengajak para wartawan melakukan swafoto bersama. Setelah swafoto selesai, dirinya berdiri di depan para peliput Istana untuk memberikan keterangan.
Di kalangan wartawan Istana, Jonan termasuk salah satu menteri yang lebih sering menolak untuk diwawancara dalam situasi langsung atau doorstop.
Dalam satu kesempatan, Jonan menjelaskan keengganannya melayani wawancara doorstop. Alasan paling logis yakni soal kesiapan informasi dan data yang perlu disampaikan.
Menurutnya, wawancara secara langsung sering kali muncul sejumlah isu. Dari semua isu yang muncul itu, tidak seluruhnya bisa dikuasai atau bisa dijawab seketika.
Nah, berbeda dengan suasana Selasa pekan lalu. Kali ini, Jonan sepertinya sudah sangat siap untuk berbicara.
"Ya, jadi, ini kami melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa persetujuan pemerintah terhadap pembangunan Blok Masela sudah diberikan. Jadi kami lapor, kami serahkan persetujuannya di hadapan Bapak Presiden," kata Jonan singkat.
Dalam pertemuan itu, Jonan menyampaikan dokumen rencana pengembangan (plan of development/PoD) Lapangan Abadi, Blok Masela yang telah disetujui Pemerintah Indonesia disaksikan oleh Presiden Jokowi.
Isu pengelolaan Blok Masela memang cukup menyita perhatian. Jauh sebelum laporan ke Presiden itu, pertanyaan soal Blok Masela lebih sering direspons dengan lambaian tangan penolakan.
Setelah berbicara singkat, Jonan meminta Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memberikan penjelasan secara rinci mengenai kesepakatan Blok Masela antara pemerintah Indonesia dan korporasi Jepang.
Inpex Masela Ltd., anak usaha Inpex Corporation, telah menerima persetujuan secara resmi dari Pemerintah Indonesia mengenai revisi PoD Masela. Inpex akan membangun kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) darat dengan kapasitas 9,5 juta ton per tahun dan gas pipa sebanyak 150 MMscfd.
Seperti diketahui, investasi di Blok Masela diperkirakan mencapai US$42 miliar hingga 2055. Investasi yang disebut oleh Jokowi sebagai yang investasi yang memiliki dampak terbesar setelah Indonesia merdeka ini diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan sebanyak puluhan ribu pekerjaan.
Investasi ini diharapkan juga dapat menghasilkan dampak berganda ke perekonomian setempat.
Presiden Jokowi sendiri mengatakan pemerintah Indonesia akan mengawal proyek itu. "Saya sudah sampaikan kemarin kepada Inpex, saya minta local content [konten lokal] setinggi-tingginya, penggunaan tenaga kerja karyawan dari daerah lokal dan Indonesia juga sebanyak-banyaknya," kata Jokowi.
Gaya serupa juga pernah dilakukan mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia itu saat pembahasan kontrak PT Freeport. Selama pembahasan belum tuntas, Jonan lebih memilih untuk menutup mulut.
Barangkali inilah gaya Jonan dalam memberikan pernyataan. Semua akan disampaikan secara gamblang setelah urusan beres.