Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Bubarkan Pemerintahan Junta Militer

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha secara resmi mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan militer pada Senin (15/7/2019). Pengunduran dirinya sekaligus mengakhiri pemerintahan junta militer yang menguasai Thailand selama 5 tahun sejak aksi kudeta pada 2014.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha (kedua kiri) saat tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (21/4/2015) untuk menghadiri rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung yang digelar hingga 24 April 2015./Antara-Sigid Kurniawan
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha (kedua kiri) saat tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (21/4/2015) untuk menghadiri rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung yang digelar hingga 24 April 2015./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha secara resmi mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan militer pada Senin (15/7/2019). Pengunduran dirinya sekaligus mengakhiri pemerintahan junta militer yang menguasai Thailand selama 5 tahun sejak aksi kudeta pada 2014.

"Thailand sekarang sepenuhnya negara demokratis dengan sistem monarki konstitusional, beserta parlemen yang anggotanya dipilih rakyat," kata Prayuth, dilansir dari Reuters, Selasa (16/7/2019).

Mantan panglima militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada 2014 itu mempertahankan posisinya sebagai perdana menteri dengan dukungan partai-partai pro-militer di parlemen dan majelis tinggi yang ditunjuk militer di bawah konstitusi. Hal itu dikritik telah menghambat demokrasi dan mengabadikan peran politik bagi militer.

Prayuth, dalam pidato yang disiarkan televisi, mengatakan aturan militer telah membawa kesuksesan di banyak daerah, dari memperbaiki masalah penangkapan ikan ilegal dan perdagangan manusia, hingga menyelamatkan 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka terjebak di sebuah gua yang banjir tahun lalu.

Kini Prayuth menjanjikan akan mencabut kekuasaan militer dan akan mengembalikan fungsi demokrasi di negara itu.

"Semua masalah akan ditangani secara normal berdasarkan sistem demokrasi tanpa menggunakan kekuatan khusus," katanya.

Pekan lalu, terakhir kalinya Prayuth menggunakan kekuatan khusus itu untuk mengakhiri berbagai pembatasan pada media. Dia juga memindahkan kasus-kasus hukum sipil dari militer ke pengadilan sipil.

Sementara itu, pemerintah baru akan secara resmi mengambil alih kekuasaan setelah upacara pengambilan sumpah pada Selasa (16/7/2019).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper